Temukan

Selasa, 09 Desember 2014

Cengkeh (clove) & Minyak Cengkeh (clove leaf oil)

          Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkih ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10–20 M, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5–2 CM.Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkeh kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan 50-100 gram daun cengkeh kering per tanaman. Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam campuran tradisional chōjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral; "chōji" berarti cengkeh; "yu" berarti minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
          Minyak cengkeh atau minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari penyulingan bagian tanaman cengkeh, terutama daun dan bunga cengkeh. Seluruh bagian tanaman cengkeh mengandung minyak, namun bunganya memiliki kandungan minyak yang paling banyak. Karena daun dan ranting cengkeh juga menghasilkan minyak. Minyak cengkeh mengandung eugenol sebanyak 78-98 persen. Zat tersebut dihasilkan dari kelenjar minyak yang terdapat pada permukaan badan bunga cengkeh. Secara umum, daun dan ranting cengkeh mengandung eugenol dengan konsentrasi lebih banyak dibandingkan bunga cengkeh. Pada minyak yang dihasilkan dari daun cengkeh terdapat 82-88% eugenol, dan pada ranting mencapai 90-95%. Dibandingkan minyak dari bunga cengkeh yang hanya mengandung 60-90% eugenol, sisanya adalah eugenyl asetat, caryophyllene, dan senyawa minor lainnya.
Syzygium aromaticum - Köhler–s Medizinal-Pflanzen-030.jpg
Industri komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Di Aceh, Pekerjaan memungut/mengumpulkan daun cengkeh ini pada umumnya merupakan pekerjaan sambilan dan hasilnya dapat dijual dengan harga berkisar Rp 200-Rp 350/kg. Tingkat harga sangat tergantung pada musim. Pada saat banyak daun cengkeh kering yang gugur, harga akan turun dan sebaliknya. Usaha minyak daun cengkeh tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Sisa daun yang telah disuling dapat dikeringkan dan digunakan sebagai bahan bakar dan abunya dapat digunakan sebagai pupuk. Sisa air limbah yang sudah dipisahkan secara sempurna dengan minyak daun cengkeh tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Sampai saat ini, polusi udara berupa asap yang ditimbulkan pada saat proses penyulingan sama sekali tidak dikeluhkan oleh warga sekitar lokasi penyulingan. Ada beberapa alat dan peralatan produksi yang diperlukan dalam proses pengolahan minyak daun cengkeh. Fasilitas produksi yang utama adalah ketel dari platbesi (plateser), tungku dan kondensor. Kondensor berupa kolam yang di dalamnya terendam pipa dengan bentuk spiral atau pipa baja biasa yang dibentuk melingkar. Kolam terdiri dari dua buah kolam dengan posisi yang berdekatan agar pipa yang digunakan tidak terlalu panjang. Peralatan lain yang diperlukan berupa 4 drum plastik berukuran 200 liter untuk menampung minyak daun cengkeh, garu, sendok, 5 jerigen, corong minyak, dan kain penyaring (Umumnya sama seperti penyulingan minyak nilam). Proses penyulingan dilakukan dengan memanaskan bahan baku dan air yang dimasukkan dalam ketel yang kemudian dipanaskan. Proses pemanasan dapat menggunakan bahan bakar berupa limbah daun yang disuling sebelumnya. Uap air dan uap minyak daun cengkeh akan mengalir melalui pipa masuk ke dalam kondensor. Kondensor tersebut dapat berupa kolam. Semakin lama uap minyak daun cengkeh dan uap air berada dalam kolam pendingin, semakin baik proses kondensasi yang terjadi. Biasanya para penyuling di pedesaan menggunakan 2 kolam pendingin untuk proses kondensasi ini. Air kolam harus terus dijaga agar tetap berada pada suhu yang dingin. Kondensasi mengubah uap air dan uap minyak daun cengkeh menjadi bentuk cair berupa minyak daun cengkeh dan air yang ditampung dalam drum. Hasil penyulingan 1,3 ton daun cengkeh kira-kira akan menghasilkan 35 kg minyak daun cengkeh. Jika dalam sehari dapat dilakukan 2 kali penyulingan, maka satu ketel dapat menghasilkan kurang lebih 70 kg minyak daun cengkeh per hari. Minyak daun cengkeh dapat dibedakan berdasarkan mutunya. Mutu minyak daun cengkeh dipengaruhi setidaknya oleh 3 hal. Pertama, pemilihan bahan baku. Daun cengkeh yang kering, bersih dan tidak tercampur bahan-bahan lain akan menghasilkan minyak sesuai dengan yang diinginkan. Kedua, proses produksi. Mutu minyak daun cengkeh dipengaruhi oleh kondisi peralatan yang digunakan dan waktu proses penyulingan. Ketel dengan bahan anti karat akan menghasilkan minyak daun cengkeh yang lebih baik dibandingkan penyulingan dengan menggunakan ketel yang terbuat dari besi plat biasa, apalagi dengan menggunakan drum-drum kaleng biasa. Waktu penyulingan yang lebih singkat juga mempengaruhi kualitas minyak daun cengkeh yang dihasilkan. Ketiga, penanganan hasil produksi. Minyak daun cengkeh yang seharusnya ditampung dan disimpan dalam kemasan dari bahan gelas, plastik atau bahan anti karat lainnya akan menurun kualitasnya jika hanya disimpan dalam kemasan dari logam berkarat. Minyak daun cengkeh mudah beroksidasi dengan bahan logam. Produksi minyak daun cengkeh yang optimum tergantung pada kapasitas ketel yang digunakan. Ketel dengan kapasitas 1,3 ton daun cengkeh dapat menghasilkan kurang lebih 35 kg minyak daun cengkeh. Dengan menggunakan dua ketel dan dua kali proses suling per ketel maka dalam sehari dapat dihasilkan minyak daun cengkeh sebanyak 1,4 kwintal. Berikut ini proses pembuatan minyak cengkeh.
  • Persiapan Ketel Suling
Sebelum ketel digunakan, sisa air bekas penyulingan sebelumnya harusdibuang, karena air tersebut mengandung garam dan komponen hasildegradasi yang dapat mencemari mutu minyak yang dihasilkan.
  • Pengisian Daun ke dalam Ketel Suling
Daun kering tidak perlu dirajang, dapat langsung dimasukkan ke dalamketel suling Pengisian dilakukan secara bertahap dan diinjak-injak/ditekanuntuk meningkatkan kepadatan daun dalam ketel Kepadatan optimum dauncengkeh kering didalam ketel sekitar 70-80 gram/liter.
  • Proses Penyulingan
Lama penyulingan daun cengkeh basah sekitar 7-8 jam, dan penyulingandaun kering sekitar 6-7 jam. Penggunaan tekanan bertahap mulai dari 1 bar sampai 2 bar, dapat mempersingkat lama penyulingan menjadi 4-5 jam. Rendemen minyak daun cengkeh yang dihasilkan sekitar 2,0-2,5%.
  • Pendinginan (Kondensasi) Uap
Pendinginan dilakukan dengan unit pendingin (kondensor) berupa pipa pendingin model multi tubular atau spiral yang dipasang dalam tabung ataudirendam dalam bak air pendingin. Aliran air pendingin dibuat berlawananarah (counter flow) dengan arah aliran uap di dalam pipa. Tujuannya adalahagar distilat pada saat akan keluar dari pipa pendingin, telah terkondensasisempurna.
  • Pemisahan minyak dari air destilat
Suhu destilat yang mengalir keluar tabung kondensor diusahakansama/mendekati suhu air pendingin yang masuk (maks 30 oC).Pemisahanminyak dilakukan pada prinsipnya berdasarkan perbedaan BJ (Berat Jenis)antara air dengan minyak. Jika BJ minyak <1 air="" akan="" berada="" bj="" diatas="" maka="" minyak="" permukaan="" sementara="" untuk="">1minyak akan mengendap di bagian bawah unit pemisah minyak, dan air berada dia atasnya.
  • Penyaringan Minyak
Minyak yang dihasilkan masih terlihat keruh karena masih mengandungsejumlah kecil air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak. Air tersebut perlu dipisahkan dengan menyaring minyak menggunakan kain teflon/sablonatau dapat dilakukan dengan menambahkan Natrium Sulfat Anhidrida(Na2SO4) sebagai pengikat air sebanyak 1 %, selanjutnya diaduk dan disaring.
  • Pemucatan Minyak Cengkeh
Jika minyak yang dihasilkan masih berwarna kuning coklat/coklat gelap, biasanya mengandung logam besi yang berasal dari ketel suling dan alat penampung minyak yang terbuat dari besi. Jika diinginkan minyak cengkeh berwarna kuning pucat, dan bebas dari logam besi, dapat dilakukan dengan 2cara pemucatan yaitu :1) Redestilasi minyak daun cengkeh pada kondisivakum; 2) pemucatan dengan penambahan chelating agent (bahan pengkelat)seperti asam sitrat dan asam tartarat.
Video penyulingannya dapat dilihat di youtube berikut ini :
https://www.youtube.com/watch?v=NFVBPaVDl10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar