Temukan

Selasa, 16 Juni 2015

Laporan PBL

BAB  I
PENDAHULUAN
A.             Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan bahwa penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Undang-undang no. 52 tahun 2009 memberi tanggungjawab pengendalian penduduk di Indonesia kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pada tahun 2012, BKKBN menetapkan visi “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi tersebut mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Kondisi penduduk tumbuh seimbang ditandai dengan angka fertilitas total (TFR) sebesar 2,1 anak per wanita atau angka reproduksi neto (NRR) sebesar 1. Misi dari BKKBN adalah mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Visi dan misi tersebut akan diwujudkan melalui pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya. Upaya ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam UU No. 52 Tahun 2009 diatur pula kewenangan dan tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan keluarga dan pembangunan keluarga sejahtera) Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani, 2010).
Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan menjadi dua kali lipat selama hampir 40 tahun dari sekitar 118 juta pada tahun 1971 menjadi 237 juta pada tahun 2010. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak 119.630.913 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 118.010.413 jiwa. Menurut kelompok umur, jumlah penduduk usia 0-4 tahun sebanyak 22.678.702 jiwa (9,54 persen), sedangkan penduduk usia 15-64 tahun sebanyak 156.982.218 jiwa (66 persen), dan kelompok penduduk usia 65 tahun keatas sebanyak 12.062.388 jiwa (5,1 persen). Data kepadatan penduduk berdasarkan data SP, mengalami peningkatan dari 107 jiwa per km2 pada tahun 2000, menjadi 124 jiwa per km2 pada tahun 2010 (BKKBN, 2014).
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas, maka kami (kelompok VIII) tertarik untuk memberikan laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) mengenai kontrasepsi. Hal ini dikarenakan tingginya persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, yakni 48,08%.
B.                 Tujuan
1.                  Tujuan Umum
Mahasiswa mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur.
2.                  Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu untuk melakukan pengkajian, mengidentifikasi, merencanakan tindakan, melaksanakan rencana pada keluarga binaan dengan pendekatan sistematis khususnya mengenai tingginya persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dan meningkatkan mutu kehidupan masyarakat di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur.

C.                Manfaat
1)                  Keluarga  Binaan
Memberikan  kehidupan  yang  sehat  kepada  keluarga  binaan khususnya mengenai pentingnya ber-KB sehingga dapat menghasilkan  masyarakat  yang  sehat  dan  jauh dari masalah  kesehatan
2)                  Institusi
Menambah  informasi  tentang  kesehatan  keluarga  dan  masyarakat
3)                  Penulis
Menambah  pengetahuan  dan  wawasan  penulis  tentang  masalah  kesehatan ditingkat  keluarga.

BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA
A.                Masalah Kesehatan
1.                  Pengertian Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini bersifat tidak permanen, dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan. Dalam penggunaan kontrasepsi kebanyakan orang berfikir bahwa hanya untuk wanita saja, sehingga perencanaan keluarga menjadi pincang (Manuaba et all, 2009).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat, atau obat-obatan (Proverawati, 2010).


2.                  Metode Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2004) dalam Putri (2012), metode kontrasepsi yang ada di Indonesia adalah :
a)      Metode kontrasepsi sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari metode tanpa alat dan dengan alat. Tanpa alat (KB alamiah, yaitu metode kalender, suhu basal, lendir servik, simpo-termal, senggama terputus). Dengan alat (Mekanis, yaitu kondom pria, kondom wanita, dan kap servik sedangkan kimiawi yaitu spermisida).
b)      Metode Kontrasepsi Modern
Metode kontrasepsi modern terdiri dari 4 macam, yaitu kontrasepsi hormonal (per oral yang terdiri dari mini pil, morning after pil dan suntikan yang terdiri dari Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA), Norethindorone Enanthate/Depo Noristerat (NET-EN), Microcapsules, Microspheres). Kontrasepsi bawah kulit (AKBK), Intra Uterin Devise (IUD), dan kontrasepsi mantap yang terdiri dari MOW dan MOP.
Menurut Ambarwati (2009) cara kerja kontrasepsi bermacam macam tetapi pada umumnya yaitu : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. Melumpuhkan sperma dan Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
Suntikan dan pil merupakan alat/cara KB yang paling dikenali dan diketahui oleh wanita di Indonesia 96 persen. Diantara metode kontrasepsi modern, kontrasepsi darurat yang diketahui adalah diafragma dan metode amenore laktasi (MAL). Secara umum, pria kurang mengetahui tentang metode kontrasepsi tertentu daripada wanita, kecuali untuk kontrasepsi kondom dimana pengetahuan pria lebih tinggi daripada wanita (BKKBN, 2014).
Secara umum Metode Kontrasepsi Pasca Persalinan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)      Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi pil adalah alat kontrasepsi yang berbentuk tablet yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan, mengandung hormone estrogen dan progesterone. Ada tiga macam pil kontrasepsi, yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil pascasanggama (morning after pill). Yang umum digunakan adalah pil kombinasi antara esterogen dan progesteron. Minipil yang hanya mengandung progestin dosis rendah biasanya diberikan pada ibu menyusui (hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan) (Mansjoer, 2009 : 360). Kontrasepsi pil terdiri dari 2 macam, yaitu :
1)      Pil Kombinasi
Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill adalah pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain : Monofasik, Bifasik dan Trifasik. Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Cara kerjanya adalah Mencegah implantasi, Menghambat ovulasi, Mengentalkan lendir serviks, Memperlambat transportasi ovum dan Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi. Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan. Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi, yaitu Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil. Hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid. Boleh menggunakan pada hari ke 8 tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai anda menghabiskan paket pil tersebut. Setelah melahirkan : setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif, setelah 3 bulan dan tidak menyusui, pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari). Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Catatan : ikuti panah yang menunjuk deretan pil berikutnya. Pada permulaan penggunaan pil kadang-kadang timbul mual, pening atau sakit kepala, nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting) yang bisa hilang sendiri. Kelainan seperti ini muncul terutama pada 3 bulan pertama penggunaan pil, dan semakin lama penggunaannya kelainan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Cobalah minum pil pada saat hendak tidur atau pada saat makan malam. Bila saja tetap timbul keluhan, silahkan berkonsultasi lagi ke dokter. Beberapa jenis obat dapat mengurangi efektivitas pil seperti rifampisin, fenitoin (dilantin), barbiturat, griseofulvin, trisiklik, antidepresan, ampisilin dan penisilin, tetrasiklin. Klien yang memakai obat-obatan di atas untuk jangka panjang sebaiknya menggunakan pil kombinasi dengan dosis etinilestradiol 50mg atau dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi yang lain (Setyaarum, 2009 : 96-105).
2)      Pil Progestin
Pil profestin bekerja dengan cara menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid di Ovarium (tidak begitu kuat). Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Jenis pil ini cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB, Sangat efektif pada masa laktasi, Dosis rendah., Tidak menurunkan produksi ASI, Tidak memberikan efek samping esterogen, Efek samping utama adalah gangguan perdarahan; perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur dan Dapat dipakai sebagai sebagai kontrasepsi darurat. Pil ini dengan kemasan isi 5 pil : 300 µg levonogestrel atau 350 µg noretindron dan Kemasan isi 28 pil : 75 µg desogestrel. Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah,diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka jangan sampai ada tablet yang lupa dan sebaiknya tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari). Cara menggunakan Minipil, yaitu : Mulai hari pertama sampai hari ke lima siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsai lain. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan kontrasepsi lain selama 2 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, minipil dapat digunakan setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari ke 1-5 siklus  haid. Minipil dapat digunakan segera pasca keguguran. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil, tidak perlu menunggu sampai datangnya haid beriktnya. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Bila metode kontrasepsi sebelumnya non hormonal atau ibu tersebut ingin menggantinya dengan minipil diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lainnya. Bila kontrasepsi yang digunakan sebelumnya AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR. Instruksi yang diberikan kepada klien adalah : Minum minipil setiap hari pada waktu yang sama. Minum pil pertama pada hari pertama haid. Bila klien muntah pada waktu 2 jam setelah  menggunakan pil, minumlah pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya. Bila klien menggunakan pil terlambat 3 jam, minumlah pil tersebut begitu klien ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut segera setelah klien ingat dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan. Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis. Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus (tidak haid) atau bila merasa hamil, temui petugas klinik klien untuk memeriksa uji kehamilan. Selain itu informasi lain yang perlu diperhatikan adalah : Terjadinya perubahan pola haid merupakan hal yang sering ditemukan selama menggunakan minipil, terutama pada 2 atau 3 bulan pertama. Perubahan pola haid tersebut umumnya hanya bersifat sementara dan tidak sampai mengganggu kesehatan. Kadang-kadang dapat timbul efek samping berupa peningkatan berat badan, sakit kepala ringan dan nyeri payudara. Semua efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya hilang dengan sendirinya. Obat-obatan tertentu seperti obat untuk tuberkulosis (rifampisin) dan beberapa obat epilepsi dapat mengurangi efektivitas minipil. Minipil tidak mencegah terjadinya infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangan memilki resiko, kondom perlu digunakan. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu dipikirkan kemungkinan terjadi kehamilan. Bila mengeluh perdarahan bercak yang disertai nyeri perut hebat, maka yang pertama kali dipikirkan adalah kemungkinan kehamilan ektopik. Problem mata (kehilangan penglihatan atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipertensi atau problem vaskular (Setyaarum, 2009 : 106-115)
b)      Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah pencegahan kehamilan yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat tertentu pada perempuan subur. Penyuntikan dilakukan pada otot bokong yang dalam atau pada pangkal lengan (Indiarti & Wahyudin, 2010).
Depo progestin, atau Depo-Provera (Medroksi Progesteron Asetat) merupakan 6-alfamedroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif (Wiknjosastro, 2009). Suntikan KB ada 2 jenis, yaitu :
1)      Suntikan KB 3 Bulan. Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml
2)      Suntikan KB 1 Bulan. Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui. Cara kerja KB Suntik adalah sebagai berikut :
i)        Menghalangi ovulasi (masa subur)
ii)      Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
iii)    Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
iv)    Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
v)      Mengubah kecepatan transportasi sel telur (Proverawati, 2010).
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi. Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat strok. Tidak cocok buat wanita perokok, karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah (Handayani, 2010). Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesterone  dan 3 bulan (depot progesteron). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat. Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Tingkat kegagalannya hanya 3 - 5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun (Proverawati, 2010). Terdapat beberapa indikasi dari pemakaian kontrasepsi suntik, yakni : usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak, ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi, perokok, tekanan darah <180 1="" 2008="" 3-5="" 30="" 4="" :="" adalah="" akan="" alat="" ambil="" amenorea="" anemia="" antara="" anterior="" asal="" asi="" atas.="" atau="" bagi="" bagian="" bahwa="" baik="" barbiturat="" belum="" berproduksi.="" besi="" bokong="" boleh="" bulan="" coccygeus="" consensus="" daerah="" dalam.="" dalam="" dan="" dapat="" darah="" dari="" defisiensi="" dengan="" di="" diabetes="" dianalogikan="" diduga="" dilakukan="" disertai="" disuntikkan="" epilepsi="" estrogen="" fenitoin="" gangguan="" gluteal="" haid="" hamil="" hari="" ibu="" iliaca="" ini="" internasional="" jelas="" jika="" kanker="" kb="" ke-5="" ke="" keguguran="" kemudian="" kita="" kombinasi="" komplikasi="" kontrasepsi="" kotak="" kotraindikasi="" kuadran="" kuretase="" lagi="" lain:="" lengan="" lokasi="" luar.="" lupa="" maka="" masa="" masalah="" mau="" maupun="" melahirkan="" mellitus="" memakai="" mendekati="" menderita="" menerima="" mengandung="" menggunakan="" mengunakan="" menopause="" mmhg="" musculus="" o:p="" obat="" os="" otot="" pada="" pantat="" pasca="" payudara="" pembekuan="" pemberian="" penggunaan="" penyebabnya="" penyuntikan="" perdarahan="" pertama="" pervaginam="" pil="" progestrin="" rawirohardjo="" rifampisin="" riwayat="" sabit="" salin="" sampai="" secara="" segera="" sering="" setelah="" sias.="" spina="" suntik="" suntikan="" superior="" terjadinya="" terutama="" tidak="" tuberkulosis="" ukur="" untuk="" ventro="" waktu="" yaitu="" yang="">
c)      Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun minuman apapun lainnya. Syarat untuk dapat menggunakan : Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila pemberian lebih dari 8 kali sehari. Cara kerjanya yaitu : Penundaan/penekanan ovulasi. Efek sampingnya tidak ada. Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan).
Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial. Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B / HBVdan HIV / AIDS.
d)     Kontrasepsi Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama. Cara kerjanya yaitu : Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Mencegah penularan mikro organisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil). Kontrasepsi kondom efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar, Tidak mengganggu produksi ASI, Tidak mengganggu kesehatan klien, Tidak mempunyai pengaruh sistemik, Murah dan dapat dibeli secara umum, Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus, Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.


e)      Kontrasepsi AKDR
AKDR adalah Alat kontrasepsi yang dipasang dalam Rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastic poli etilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Cara kerjanya yaitu : Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu untuk fertilisasi. AKDR memiliki Efektivitas yang tinggi, yaitu 99,2-99,4% (0,6 –0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama). Dapat efektif segera setelah pemasangan. Metode jangka panjang. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. Tidak mempengaruhi hubungan social. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. Tidak ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir). Tidak ada interaksi dengan obat-obat dan Membantu mencegah kehamilan ektopik
f)       Kontrasepsi Mantap (Tubektomi & Vasektomi)
Tubektomi (Metode Operasi Wanita/MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat suka rela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba falupii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. Waktu Penggunaannya adalah : Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan, Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi sesar dan Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu setelah persalinan, ditunda 4-6 minggu. Kontrasepsi ini Efektivitasnya tinggi 99,5% (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan), Tidak mempengaruhi proses menyusui, Tidak bergantung pada faktor sanggama, Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius, Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual dan Berkurangnya risiko kanker ovarium.
Vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP) adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara mengoklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Metode ini ada 2 jenis, yaitu : Insisi dan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP). Kontrasepsi ini bisa dilakukan kapan saja. Efektivitas kontrasepsi ini tinggi, yaitu : 99,6-99,8%, Sangat aman, tidak ditemukan efek samping jangka panjang, Morbiditas dan mortalitas jarang, Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang dan Tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan lamanya penggunaan kontrasepsi
g)      Kontrasepsi Implan
Implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang dibungkus dalam kapsul silastik silikon polidimetri. Kontrasepsi ini Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1,0 kehamilan per 100 perempuan), Daya guna tinggi, Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, Tidak memerlukan pemeriksaan dalam, Bebas dari pengaryhestrogen, Tidak mengganggu kegiatan senggama dan Tidak mengganggu ASI.

B.                 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat
Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), perilaku kesehatan terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan yang meliputi
1)                  Faktor predisposisi (Predisposing factors) merupakan faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku sesorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi.
2)                  Faktor pemungkin (Enabling factors) merupakan faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan artinya bahwa faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
3)                  Faktor penguat (Reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Perilaku berawal dari adanya pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar tersebut (lingkungan) baik fisik maupun non fisik, kemudian pengalaman dan lingkungan diketahui, dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak yang pada akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa perilaku. Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan hasil dari perubahan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat terlihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap.
Perilaku kesehatan masyarakat di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai masalah yang ditemukan di desa tersebut. Permasalahan yang ditemui antara lain adalah tingginya persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, yakni 48,08%. Program Keluarga Berencana bertujuan untuk menyeimbangkan pertumbuhan penduduk serta mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Menurut BKKBN (2014), Sebagian besar wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi pada saat survey berkaitan dengan alasan fertilitas yaitu sebesar 40,2 persen. Diantara mereka 19,1 persen adalah yang telah memasuki masa menopause, 9,2 persen ingin memiliki anak banyak, 7,4 persen abstinensi, 3 persen tidak subur dan fatalistic 1,6 persen. Adapun wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi berkaitan dengan alasan atau cara KB sebesar 23,4 persen, dimana 11,5 persen dari mereka adalah yang takut dengan efek samping, 7,8 persen berkaitan dengan masalah kesehatan, 2,3 persen merasa tidak nyaman menggunakan alat kontrasepsi, 1 persen menjadi gemuk atau kurus, dan selebihnya karena alasan kurangnya akses dan biaya yang terlalu mahal.
Sedangkan alasan wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh adalah karena anak merupakan rezeki yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, sehingga tidak perlu untuk dicegah ataupun dihentikan.

C.                Program Perbaikan Kesehatan Masyarakat
Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based). Program Upaya Kesehatan Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya, meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan Desa.
Berhubungan dengan hal tersebut, mahasiswa dari Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa telah melakukan upaya kesehatan agar masyarakat di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh sadar bahwa program Keluarga Berencana tersebut sangat baik untuk medapatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
BAB  III
METODE PELAKSANAAN
A.                Metode
Metode Pelaksanaan dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan yang dilakukan di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh.

B.                 Tempat Dan Waktu
1.                  Tempat      :  Balai Desa Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh
2.                  Waktu       :  14 Maret 2015, Pukul 09.00 s/d 15.30 WIB

C.                Sasaran
Ibu-ibu di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh

D.                Jenis Kegiatan Intervensi
Memberikan penyuluhan mengenai kontrasepsi.




BAB  IV
HASIL
A.                Gambaran
Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh dengan jumlah penduduk sebesar 202 jiwa yang terdiri dari 99 laki-laki dan 103 perempuan dan jumlah KK sebesar 52 KK.

B.                 Data Hasil Kuesioner
Tabel 4.1
Distribusi KK Berdasarkan Kelompok Umur

No
Umur
F
%
1.
2.
3.
4.
> 20-35 Tahun
> 35-45 Tahun
> 45-65 Tahun
> 65 Tahun
9
27
10
6
17.3
51.9
19.2
11.5
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK berumur 35-45 tahun yaitu sebesar 27 KK (51,9%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.




Tabel 4.2
Distribusi KK Berdasarkan Pendidikan

No
Pendidikan
F
%
1.
2.
3.
4.
5.
Tidaksekolah
SD/MI
SLTP
SLTA
Diploma/PT
5
27
7
11
2
9.6
51.9
13.5
21.2
3.8
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK berpendidikan SD/MI yaitu sebesar 27 KK (51,9%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.3
Distribusi KK Berdasarkan Pekerjaan

No
Pekerjaan
F
%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PNS/BUMN/TNI/POLRI
Petani/Berkebun
Pedagang/Wiraswasta
Buruh
Nelayan
Lain-Lain
1
30
10
1
7
3
1.9
57.7
19.2
1.9
13.5
5.8
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki pekerjaan sebagai Petani/Berkebun yaitu sebesar 30 KK (57,7%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.4
Distribusi KK Berdasarkan Pendapatan Tetap

No
Pendapatan Tetap
F
%
1.
2.
Ada
Tidak tetap
20
32
38.5
61.5
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK tidak memiliki pendapatan tetap yaitu sebesar 32 KK (61,5%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.5
Distribusi KK Berdasarkan Pendapatan Perbulan

No
Pendapatan Perbulan
F
%
1.
2.
3.
4.
< 600.000
600.000 - < 799.999
800.000 - 1.000.000
> 1.000.000
11
21
16
4
21.2
40.4
30.8
7.7
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki pendapatan perbulan 600.000 - > 799.999 yaitu sebesar 21 KK (40,4%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.6
Distribusi KK Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan

No
Pemenuhan Kebutuhan
F
%
1.
2.
3.
Tidak Cukup
Kurang
Cukup
2
7
43
3.8
13.5
82.7
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas kebutuhan KK cukup yaitu sebesar 43 KK (82,7%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.7
Distribusi KK Berdasarkan Tabungan

No
Tabungan
F
%
1.
2.
Ya (Berupa....)
Tidak
3
49
5.8
94.2
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK tidak memiliki tabungan yaitu sebesar 49 KK (94,2%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.



Tabel 4.8
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Rumah

No
Kepemilikan Rumah
F
%
1.
2.
Rumah Sendiri
Bukan Rumah Sendiri
48
4
92.3
7.7
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki rumah sendiri yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.9
Distribusi KK Berdasarkan Transportasi

No
Transportasi
F
%
1.
2.
3.
Tidak Ada
Kendaraan Roda Dua
Kendaraan Roda Empat
5
46
1
9.6
88.5
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki tranportasi kendaraan roda dua yaitu sebesar 46 KK (88,5%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.10
Distribusi KK Berdasarkan Hiburan

No
Hiburan
F
%
1.
2.
Televisi
Radio
51
1
98.1
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki hiburan berupa televise yaitu sebesar 51 KK (98,1%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.11
Distribusi KK Berdasarkan Kegiatan Sosial

No
Kegiatan Sosial
F
%
1.
2.
3.
4.
Lain-lain
Arisan
Pengajian
PKK Desa
1
17
33
1
1.9
32.7
63.5
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki kegiatan social berupa pengajian yaitu sebesar 33 KK (63,5%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.12
Distribusi KK Berdasarkan Bangunan Rumah

No
Bangunan Rumah
F
%
1.
2.
3.
Papan Kayu
Semi Permanen
Permanen
48
2
2
92.3
3.8
3.8
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki bangunan rumah papan kayu yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.13
Distribusi KK Berdasarkan Lantai Rumah

No
Lantai Rumah
F
%
1.
2.
3.
4.
5.
Tanah
Papan/Kayu
Semen
Tegel
Kramik
6
8
36
1
1
11.5
15.4
69.2
1.9
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki lantai rumah semen yaitu sebesar 36 KK (69,2%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.

Tabel 4.14
Distribusi KK Berdasarkan Bangunan Rumah

No
Bangunan Rumah
F
%
1.
2.
3.
Papan Kayu
Semi Permanen
Permanen
48
2
2
92.3
3.8
3.8
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki bangunan rumah papan kayu yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.15
Distribusi KK Berdasarkan Lantai Rumah

No
Lantai Rumah
F
%
1.
2.
3.
4.
5.
Tanah
Papan/Kayu
Semen
Tegel
Kramik
6
8
36
1
1
11.5
15.4
69.2
1.9
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki lantai rumah semen yaitu sebesar 36 KK (69,2%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.

Tabel 4.16
Distribusi KK Berdasarkan Penerangan

No
Penerangan
F
%
1.
2.
Lampu Minyak
Listrik
1
51
1.9
98.1
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki penerangan listrik yaitu sebesar 51 KK (98,1%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.17
Distribusi KK Berdasarkan Ventilasi

No
Ventilasi
F
%
1.
2.
Ada Tidak Mencukupi
Ada Dan Memadai
5
47
9.6
90.4
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki ventilasi yang memadai yaitu sebesar 47 KK (90,4%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.



Tabel 4.18
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air

No
Sumber Air
F
%
1.
2.
3.
4.
Air Sungai/Kolam
Air Sumur/Mata Air
Sumur Pompa
PAM/Ledeng
6
43
2
1
11.5
82.7
3.8
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki sumber air sumur/mata air yaitu sebesar 43 KK (82,7%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.19
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Buang BAB

No
Tempat Buang BAB
F
%
1.
2.
3.
Sungai/Kolam
Kebun/Sawah
WC/Jamban Keluarga
1
1
50
1.9
1.9
96.2
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki tempat buang BAB WC/Jamban Keluarga yaitu sebesar 50 KK (96,2%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.

Tabel 4.20
Distribusi KK Berdasarkan Jenis WC

No
Penerangan
F
%
1.
2.
WC Cemplung
Leher Angsa
6
46
11.5
88.5
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki jenis WC leher angsa yaitu sebesar 46 KK (88,5%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.21
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Septic Tank

No
Jarak Septic Tank
F
%
1.
2.
3.
Kurang 10 Meter
> 10 Meter
> 10 Meter
34
17
1
65.4
32.7
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki jarak septic tank kurang dari 10 meter yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.22
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Sampah

No
Pembuangan Sampah
F
%
1.
2.
3.
4.
Kebun
Sungai/Danau
Ada Tempat Kusus
Lain-Lain
2
1
48
1
3.8
1.9
92.3
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki tempat khusus untuk pembuangan sampah yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.23
Distribusi KK Berdasarkan Warna Air

No
Warna Air
F
%
1.
2.
Ya
Tidak
4
48
7.7
92.3
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki sumber air yang tidak berwarna yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.24
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah

No
Pembuangan Air Limbah
F
%
1.
2.
3.
Sungai/Danau
Selokan Umum
SPAL Kusus
1
1
50
1.9
1.9
96.2
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki pembuangan air limbah berupa SPAL khusus yaitu sebesar 50 KK (96,2%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.25
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Pembuangan Air Limbah

No
Jarak Pembuangan Air Limbah
F
%
1.
2.
< 10 Meter
> 10 Meter
16
36
30.8
69.2
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki jarak pembuangan air limbah > 10 meter yaitu sebesar 36 KK (69,2%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.26
Distribusi KK Berdasarkan Hewan Peliharaan

No
Hewan Peliharaan
F
%
1.
2.
Ya (Sebutkan...)
Tidak Ada
18
34
34.6
65.4
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK tidak memiliki hewan peliharaan yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.27
Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak

No
Letak Kandang Ternak
F
%
1.
2.
3.
4.
Menempel Dengan Dinding Rumah
Dalam Rumah
Kolong Rumah
Terpisah Dari Rumah
34
1
1
16
65.4
1.9
1.9
30.8
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK meletakkan kandang ternaknya menempel dengan dinding rumah yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.28
Distribusi KK Berdasarkan Lahan Pekarangan

No
Lahan Pekarangan
F
%
1.
2.
Ya
Tidak
47
5
90.4
9.6
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki lahan pekarangan yaitu sebesar 47 KK (90,4%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.29
Distribusi KK Berdasarkan Pekarangan Yang Dimanfaatkan

No
Pekarangan Yang Dimanfaatkan
F
%
1.
2.
Ya
Tidak
34
18
65.4
34.6
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memanfaatkan pekarangan yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.30
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Tanaman

No
Jenis Tanaman
F
%
1.
2.
3.
4.
Tanaman Keras
Sayuran
Buah-Buahan
Bunga
17
5
2
28
32.7
9.6
3.8
53.8
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK menanam bunga di lahan pekarangan yaitu sebesar 28 KK (53,8%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.31
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat

No
Tempat Berobat
F
%
1.
2.
3.
Dukun
Mantri Kesehatan
Dokter
1
38
13
1.9
73.1
25.0
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.31 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK berobat ke mantri kesehatan yaitu sebesar 38 KK (73,1%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.

Tabel 4.32
Distribusi KK Berdasarkan Pelayanan Kesehatan Yang Sering Dikunjungi

No
Pelayanan Kesehatan Yang Sering Dikunjungi
F
%
1.
2.
3.
4.
5.
Posyandu
Puskesmas
Rumah Sakit
Klinik/Tempat Peraktek Nakes
Lain-Lain
2
4
15
30
1
3.8
7.7
28.8
57.7
1.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.32 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK mengunjungi klinik/tempat praktek nakes sebagai tempat pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi yaitu sebesar 30 KK (57,7%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.33
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Ke Pelkes

No
Jarak Rumah Ke Pelkes
F
%
1.
2.
3-5 Km
> 5 km
25
27
48.1
51.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.33 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki jarak rumah > 5 km ke tempat pelayanan kesehatan yaitu sebesar 27 KK (51,9%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.34
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi

No
Penggunaan Alat Kontrasepsi
F
%
1.
2.
Tidak
Ya
25
27
48.1
51.9
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.34 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK menggunakan alat kontrasepsi yaitu sebesar 27 KK (51,9%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.35
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Kontrasepsi

No
Jarak Rumah Ke Pelkes
F
%
1.
2.
3.
Tidak ada
Pil
Suntik
25
16
11
48.1
30.8
21.2
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.35 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas jenis kontrasepsi KK tidak ada yaitu sebesar 25 KK (51,9%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.


Tabel 4.36
Distribusi KK Berdasarkan Pernah Sakit Gigi

No
Pernah Sakit Gigi
F
%
1.
2.
Tidak
Ada ( Siapa...)
19
33
36.5
63.5
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.36 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK pernah sakit gigi yaitu sebesar 33 KK (63,5%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel 4.37
Distribusi KK Berdasarkan Berapa Kali

No
Jarak Rumah Ke Pelkes
F
%
1.
2.
2 Kali
3 Kali
34
18
65.4
34.6
Jumlah
52
100

Analisa Data  :  Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK 2 kali sakit gigi yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber           :  Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.



C.                Pembahasan
Setelah data dianalisa dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa upaya peningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya mengenai tingginya persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya faktor penguat (reinforcing factors). Hal ini dapat diketahui dari observasi dan wawancara mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa kepada masyarakat di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur. Menurut masyarakat, di Dusun Sejati Desa Babah Krueng jarang ataupun kurangnya dilakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai masalah kesehatan. Kurangnya penyuluhan tentu akan menyebabkan kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat. Namun, hal ini tidak sepenuhnya dibenarkan, karena masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya yaitu : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. Melumpuhkan sperma dan Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.





BAB V
 PENUTUP
A.                Kesimpulan
Tujuan dari dilakukannya penyuluhan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan tersebut hanya dapat tercapai apabila semua pihak bekerjasama saling bahu membahu demi kepentingan bersama. Selain itu dengan dilakukannya penyuluhan kesehatan tersebut juga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan diharapkan dapat merubah perilaku masyarakat, dari yang tidak perduli terhadap masalah kesehatan menjadi perduli terhadap masalah kesehatan.
           
B.                 Saran
1)                  Bagi keluarga binaan sebaiknya menyadari bahwa peningkatan status derajat kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang setingi-tingginya adalah tanggung jawab bersama
2)                  Bagi institusi pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya dalam memberikan pelayanan kontrasepsi









DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
BKKBN. (2014). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan Program dan Kegiatan tahun 2005-2009. Jakarta: BKKBN.
Handayani, S. (2010). Pelayanan Keluarga Berencana.Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Balitbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mansjoer, Arif, 2009, Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaplus
Manuaba, I.B.G. (2009). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. 2009. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prawirohardjo. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Proverawati, A. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, Selvia, Wedhayanti. (2012). Hubungan Antara Lama Pemakaian KB Suntik DMPA Dengan Kejadian Amenorhea Pada Akseptor KB Suntik DMPA Di RB Kusmahati I Karanganyar. Jurnal AKBID Mitra Husada Karanganyar.
Setyaarum, Dyah Noviawati, 2009, Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, Yogyakarta: Nuha Medika
Undang-undang Dasar Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Undang-undang Dasar Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.






LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI DUSUN SEJATI DESA BABAH KRUENG KECAMATAN
PEUREULAK TIMUR
TAHUN 2015


Disusun Oleh :


KELOMPOK VIII


Ketua         :  Nurmala Nst
Anggota     :  Rosnita
Putri Permata Sari
Intan Muslimah
Risky Ulandari
Noveria Pasaribu





Dosen Pembimbing   : H. Agusdin, ST, M.Kes








AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU LANGSA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada kami sehingga laporan Praktek Belajar Lapangan dapat kami susun dan kami selesaikan. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan sekalian alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke zaman yang berilmu pengetahuan. Laporan Praktek Belajar Lapangan yang diberi judul “Laporan Praktek Belajar Lapangan Di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur” ini untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Harapan Ibu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan Praktek Belajar Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar berguna sebagai perbaikan berikutnya.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Camat Kecamatan Peureulak Timur.
2.      Kepala Puskesmas Kecamatan Peureulak Timur.
3.      Pemerintah Kabupaten Aceh Timur (Dinas Kesehatan Aceh Timur).
4.      Bapak Geuchik Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur.
5.      Bapak Kepala Dusun Sejati.
6.     
i
Bidan Koordinator Puskesmas Kecamatan Peureulak Timur.
7.      Seluruh Masyarakat Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur.
8.      Ibu Marlindawati, SKM selaku Direktur Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa.
9.      Seluruh staf, dosen-dosen Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa yang secara bersama-sama menjaga dan membimbing kami selama PBL.
10.  Ayah dan Ibu beserta keluarga yang memberi dukungan moril dan materil serta kasih sayang kepada kami.
11.  Teman-teman seangkatan yang secara bersama-sama mengikuti dan menyelesaikan PBL ini.
Semoga laporan Praktek Belajar Lapangan ini dapat berguna dan bermanfaat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat kedepannya dan semoga Allah SWT memberikan berkat dan rahmatnya kepada kita semua, Amin




Langsa, 09 April 2015


Kelompok Dusun Sejati

ii
 


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................            i
DAFTAR ISI ...............................................................................................          iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................          iv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................          vi

BAB     I   PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang ...................................................................           1
B.          Tujuan ................................................................................           3
1.      Tujuan Umum ..............................................................           3
2.      Tujuan Khusus .............................................................           3
C.          Manfaat ..............................................................................           3

BAB    II   TINJAUAN PUSTAKA
A.          Masalah Kesehatan ............................................................           4
B.           Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat         19
C.           Program Perbaikan Kesehatan Masyarakat ........................         21

BAB   III  METODE PELAKSANAAN
A.          Metode  ..............................................................................         22
B.           Tempat dan Waktu ............................................................         22
C.           Sasaran ...............................................................................         22
D.          Jenis Kegiatan Intervensi ...................................................         22

BAB   IV  HASIL
A.          Gambaran ...........................................................................         23
B.           Data Hasil Kuesioner .........................................................         23
C.           Pembahasan .......................................................................         42

BAB    V   PENUTUP
A.          Kesimpulan ........................................................................         43
B.           Saran ..................................................................................         43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii

 


DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel   4.1       Distribusi KK Berdasarkan Kelompok Umur .......................         23
Tabel   4.2       Distribusi KK Berdasarkan Pendidikan  ..............................         24
Tabel   4.3       Distribusi KK Berdasarkan Pekerjaan ..................................         24
Tabel   4.4       Distribusi KK Berdasarkan Pendapatan Tetap .....................         25
Tabel   4.5       Distribusi KK Berdasarkan Pendapatan Perbulan ................         25
Tabel   4.6       Distribusi KK Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan ............         26
Tabel   4.7       Distribusi KK Berdasarkan Tabungan ..................................         26
Tabel   4.8       Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Rumah..................         27
Tabel   4.9       Distribusi KK Berdasarkan Transportasi  .............................         27
Tabel  4.10      Distribusi KK Berdasarkan Hiburan .....................................         28
Tabel  4.11      Distribusi KK Berdasarkan Kegiatan Sosial .........................         28
Tabel  4.12      Distribusi KK Berdasarkan Bangunan Rumah .....................         29
Tabel  4.13      Distribusi KK Berdasarkan Lantai Rumah ...........................         29
Tabel  4.14      Distribusi KK Berdasarkan Bangunan Rumah  ....................         30
Tabel  4.15      Distribusi KK Berdasarkan Lantai Rumah ...........................         30
Tabel  4.16      Distribusi KK Berdasarkan Penerangan ...............................         31
Tabel  4.17      Distribusi KK Berdasarkan Ventilasi ...................................         31
Tabel  4.18      Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air ...............................         32
Tabel  4.19      Distribusi KK Berdasarkan Tempat BAB ............................         32
Tabel  4.20      Distribusi KK Berdasarkan Jenis WC ..................................         33
Tabel  4.21      Distribusi KK Berdasarkan Jarak Septic Tank .....................         33
Tabel  4.22      Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Sampah ...............         34
Tabel  4.23      Distribusi KK Berdasarkan Warna Air  ................................         34
Tabel  4.24      Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah ..........         35
Tabel  4.25      Distribusi KK Berdasarkan Jarak Pembuangan Air Limbah         35
Tabel  4.26      Distribusi KK Berdasarkan Hewan Peliharaan .....................         36
Tabel  4.27      Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak .............         36
iv
Tabel  4.28      Distribusi KK Berdasarkan Lahan Pekarangan ....................         37
Tabel  4.29      Distribusi KK Berdasarkan Pekarangan Yang Dimanfaatkan                        37
Tabel  4.30      Distribusi KK Berdasarkan Jenis Tanaman ..........................         38
Tabel  4.31      Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat.........................         38
Tabel  4.32      Distribusi KK Berdasarkan Pelayanan Kesehatan Yang Sering Dikunjungi              39
Tabel  4.33      Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Kepelayanan Kesehatan               39
Tabel  4.34      Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi...         40
Tabel  4.35      Distribusi KK Berdasarkan Jenis Kontrasepsi ......................         40
Tabel  4.36      Distribusi KK Berdasarkan Pernah Sakit Gigi .....................         41

Tabel  4.37      Distribusi KK Berdasarkan Berapa Kali Sakit Gigi .............         41