Temukan

Jumat, 10 Juli 2015

Kuesioner Motivasi

LAMPIRAN KUESIONER
Amarta, Cicilia Graita Purwa. (2014). Hubungan Antara Kualitas Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Motivasi Pasien Untuk Sembuh. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIPOL Universitas Atma Jaya Yogyakarta


KUESIONER PENELITIAN
Nomor Responden      : …………………………………………..
Tanggal Wawancara    : …………………………………………..
Nama (inisial)              : Tn. / Ny.  ………………………………
Jenis Kelamin              :          Laki-laki                 Perempuan
Usia                             :          tahun
Motivasi
No
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
S
TS
STS
1.
Saya mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman untuk sembuh dari keadaan ini




2.
Kecelakaan ini merupakan hal yang biasa




3.
Saya tidak mengkhawatirkan lama perawatan  karena semua biaya ditanggung JKN




4.
Saya akan melakukan semua anjuran dari tenaga medis di rumah sakit ini




5.
Saya puas dengan pelayanan di rumah sakit ini dan merasa betah




6.
Minum obat akan mempercepat kesembuhan




7.
Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya




8.
Saya menyukai keadaan seperti ini




9.
Kecelakaan kemarin menjadi cambuk bagi saya agar lebih berhati-hati




10.
Saya ingin segera sembuh dan dapat melakukan aktifitas saya kembali






TABEL SKOR
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PASIEN UNTUK SEMBUH

Variabel
No. Urut
Skor
Keterangan
SS
S
TS
STS
Motivasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
4
1
1
4
1
4
1
1
4
4
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
1
4
4
1
4
1
4
4
1
1
Motivasi Kuat
skor 27-40
Motivasi Sedang
skor 14-26
Motivasi Lemah
skor 0-13




Minggu, 05 Juli 2015

Pengaruh Penyuluhan Sanitasi Lingkungan Rumah

PENGARUH PENYULUHAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH
TERHADAP PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA

Absah. Lampiran Kuesioner USU Institutional Repository
Universitas Sumatra Utara Medan@2011




Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.
Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal menurut Kemenkes RI (2011, hal 3) pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika. Kalangan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa determinan utama dari derajat kesehatan masyarakat tersebut, selain kondisi lingkungan, adalah perilaku masyarakat, yang dalam hal ini kepala keluarga.
Perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku individu menurut Kemenkes RI (2011, hal 12) berkaitan dengan faktor-faktor pengetahuan dan sikap individu. Perilaku juga menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma. Sistem nilai adalah acuan tentang hal-hal yang dianggap baik dan hal-hal yang dianggap buruk.
Penyuluhan kesehatan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2013, hal 42) merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan. Upaya Penyuluhan adalah Semua usaha yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan Sanitasi Lingkungan rumah Terhadap Pengetahuan Kepala Keluarga di Desa Keumuneng Hulu Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015.
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya. Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Dinas Kesehatan Aceh (2013, hal 51) adalah Sarana Pelayanan Kesehatan yang effluentnya memenuhi baku mutu limbah cair, mengelola limbah padat dengan baik, tersedia air cukup kuantitas dan kualitas, higiene sanitasi makanan dan minuman, pengendalian vektor serta binatang pengganggu. Kebijakan Nasional untuk Persediaan Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat memberikan kerangka kerja yang memungkinkan. Kebijakan tersebut menurut UNICEF (2012) memanfaatkan dengan baik pengalaman yang diperoleh di bidang air bersih dan sanitasi di Indonesia dan negara-negara lain. Kebijakan ini mengikuti prinsip-prinsip kuat yang responsif terhadap permintaan, menggunakan pendekatan berbasis masyarakat, dan menekankan perlunya keterlibatan perempuan serta memfokuskan pada prinsip-prinsip operasional, pemeliharaan dan pembiayaan yang berkesinambungan. Lingkungan rumah yang bersih, tentram dan jauh dari hal yang dapat menimbulkan penyakit merupakan suatu lingkungan yang sangat disukai oleh semua manusia. Kondisi lingkungan yang diciptakan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan usaha menjauhkan diri dari hal yang kotor. Kondisi tersebut dinamakan dengan sanitasi.
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (lokal material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat tetapi kadang-kadang desainya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, menurut  Dinas Kesehatan Aceh (2013, hal 49) yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Kriteria rumah sehat yang digunakan harus memenuhi tujuh kriteria. Kriteria tersebut menurut Kemenkes RI (2010, hal 14-16) yaitu atap berplafon, dinding permanen (tembok/papan), jenis lantai bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni (lebih besar atau sama dengan 8 m2) /orang). Upaya pengendalian faktor risiko lingkungan perumahan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit, yaitu dengan membangun rumah yang memenuhi syarat­syarat kesehatan.
Penyuluhan Kesehatan dan Promosi Kesehatan Seiring dengan kebijakan otonomi daerah melalui pencanangan paradigma sehat, kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) yang telah bertahun-tahun dilakukan Departemen Kesehatan sebagai bentuk kegiatan Pendidikan Kesehatan, diganti dengan istilah “Promosi Kesehatan”. Istilah penyuluhan kesehatan dan promosi kesehatan menurut Maulana (2010, hal 134) pada dasarnya memiliki arti berbeda. Filsafat dasar.promòsi kesehatan berdasarkan pemikiran World Health Organization (WHO) adalah pemberdayaan atau empowerment. Istilah pemberdayaan, merujuk pada pengertian sebagai suatu bentuk kegiatan yang berkesinambungan (sustainable). Hal ini berarti bahwa perilaku sehat sebagai hasil dari promosi kesehatan harus berlangsung terus-menerus dan bersinambungan. Sementara pada penyuluhan kesehatan jika telah berhasil mengubah perilaku sasaran menjadi perilaku sehat (biasanya hanya mencakup aspek kognitif), tugas penyuluhan selesai. Penyuluhan akan diulang untuk sasaran lain di tempat lain. Penyuluhan kesehatan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2013, hal 42) merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan. Upaya Penyuluhan adalah semua usaha yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan Kelompok adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu. Penyuluhan Massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik).



Skema Perencanaan Penyuluhan Kesehatan
 




Sumber : Maulana (2010, hal 142)


Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010, hal 10) pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain. Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, Menurut Arikunto (2010, hal. 344) pengukuran pengetahuan yaitu :
1.      Baik        :  Hasil presentase 76%-100%.
2.      Cukup    :  Hasil presentase 56% - 75%.
3.      Kurang   :  Hasil presentase < 56%.
Penyuluhan tentang sanitasi lingkungan rumah sebagai sarana kesehatan masyarakat yang akan dilakukan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kepala keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sehingga ke depannya masyarakat di Desa Keumuneng Hulu Kecamatan Birem Bayeun mengindahkan permasalahan sanitasi lingkungan rumah.
Penelitian ini dirancang untuk membandingkan kelompok yang belum mendapatkan intervensi dan kelompok yang telah mendapatkan intervensi. Kerangka konsepnya dapat digambarkan sebagai berikut


 :

 









Skema Kerangka Konsep Penelitian
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
1
2
3
4
5
6
7
Variabel Dependen
1
Pretest
Pengetahuan kepala Keluarga

Pemahaman kepala keluarga sebelum diberikan informasi


Wawan cara

Kuesioner

Ordinal
-    Baik 16-20
-    Cukup 12-15
-    Kurang 0-11

Arikunto (2010, hal. 344)

Posttest
Pengetahuan kepala Keluarga

Pemahaman kepala keluarga sesudah diberikan informasi


Wawan cara

Kuesioner

Ordinal
-    Baik 16-20
-    Cukup 12-15
-    Kurang 0-11

-    Arikunto (2010, hal. 344)



Pengetahuan Kepala Keluarga
Untuk mengukur pengetahuan Kepala keluarga di Desa Keumuneng Hulu, diberikan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan mengenai sanitasi lingkungan rumah dengan penilaian untuk setiap jawaban benar diberi skor 1, dan untuk jawaban salah diberi skor 0, kemudian dilakukan penghitungan maka dapat dikategorikan dengan kriteria dibawah ini :
Baik        :  jika jawaban reponden benar dengan total skor 16-20 (76-100%).
Cukup    :  jika jawaban responden benar dengan total skor 12-15 (56-75%).
Kurang   :  jika jawaban responden benar dengan total skor 0-11 (<56 o:p="">
Yang menjadi hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh penyuluhan sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan kepala keluarga di Desa Keumuneng Hulu Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur tahun 2015.
Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi- eksperimen yang bersifat one group pretest-postest design yaitu rancangan eksperimen dengan cara sampel diberikan kuesioner (pengukuran) sebelum dan setelah dilakukan treatment (perlakuan) untuk mengidentifikasi pengaruh penyuluhan sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan kepala keluarga sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Desain ini digambarkan


:

Pretest
Perlakuan
Posttest
01
X
02

Skema 4.1  Desain Penelitian
Keterangan :
01     :  Pretest dilakukan pada masyarakat Desa Keumuneng Hulu Kecamatan Birem Bayeun sebelum dilakukan treatment.
02     :  Postest dilakukan pada masyarakat Desa Keumuneng Hulu Kecamatan Birem Bayeun setelah dilakukan treatment.
X      :  Treatment (penyuluhan tentang sanitasi lingkungan rumah)
Pengaruh treatment adalah 02-01, hasil 02 dan 01 diperbandingkan apakah terjadi perbedaan pengetahuan kepala keluarga secara  statistik antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.



Data yang telah di peroleh dari hasil kuesioner diolah secara komputerisasi, menurut Notoatmodjo (2010, hal 174-176) pengolahan data melalui langkah berikut :
1.      Editing
Yaitu hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.
2.      Coding
Yaitu setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
3.      Entry
Yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka/huruf) di masukkan kedalam program atau software computer.
4.      Cleaning
Yaitu apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreks


i.
Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan dalam bentuk tabulasi, dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara statistik deskriptif yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase (%) dari masing-masing variabel dengan memakai formulasi rumus persentase yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hal 117) sebagai berikut:
Keterangan :
P       : Presentase
f        : frekuensi tiap kategori
n       : jumlah sampel


Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan kepala keluarga dilakukan uji hipotesis dan uji statistik dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu program Statistik Product Service Solution (SPSS).
Sebelum menggunakan uji-T independent, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Menurut Sugiyono (2010, hal 176-178) jika uji-T independent < 0,05, maka ada pengaruh penyuluhan sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan kepala keluarga, akan tetapi jika uji-T independent ≥ 0,05, maka tidak ada pengaruh penyuluhan sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan kepala keluarga. Uji kenormalan data dengan uji kolmogorov smirnov, bila p-value > alpha (0,05) maka disimpulkan data berdistribusi normal.


Untuk memilih uji mana yang akan dipakai, dapat dilihat uji homogenitas melalui uji levene’s. Jika uji Levene’s (Uji F) diperoleh :
1.      Sig (p-value) > alpha 0,05 berarti Varian sama, baca uji t yang atas (Equal Varlances Assumed) lalu baca t hitung dan signifikasinya.
a.       Jika p-value pada uji t ≤ alpha 0,05 signifikan, maka kesimpulannya ada pengaruh yang bermakna.
b.      Jika p-value pada uji t > alpha 0,05 tidak signifikan maka kesimpulannya tidak ada pengaruh yang bermakna.
Untuk mengetahui keeratan pengaruh antara dua variabel menurut Sugiyono (2010, hal 239) maka dilakukan uji koefisien kontingensi dengan rumus :
Keterangan :
X2     : chi square hitung
n       : jumlah sampel
C      : koefisien kontingensi.
Berdasarkan koefisien kontingensi dapat digunakan untuk memberikan penilaian tingkat kekuatan pengaruh dua variabel. Adapun tingkat pengaruh variabel penelitian menurut besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

Tingkat Pengaruh Variabel Penelitian menurut
Besarnya Koefisien Korelasi

Interval Koefisiensi
Tingkat Pengaruh Variabel
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 - 0,599
0,60 - 0,799
0,80 - 1,000
Sangat lemah
Lemah
Cukup kuat
Kuat
Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2010, hal 231)
Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya dianalisis melalui distribusi frekuensi, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Penyajian data dalam bentuk tabel menurut Notoatmodjo (2010, hal 188) adalah suatu penyajian yang sistematik dari pada data numerik, yang tersusun dalam kolom atau jajaran.

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. 2013. Profil Kesehatan Aceh Tahun 2012.
Hermawati. 2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Keluarga Dalam Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Di Dusun Bottolampe Kabupaten Barru.  Jurnal Kesehatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Volume 1 Nomor 1 Tahun  2012.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemnekes RI. 2010. Rumah Sehat Dalam Lingkungan Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Maulana, Heri DJ. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2012. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyono. 2010. Pedoman perencanaan Rumah Sehat. Jakarta: Direktorat Jendral PPM & PL.
UNICEF. 2012. Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan. http://www.unicef.org /Indonesia/id/A8__B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih.pdf. Diakses pada tanggal 1 Juni 2015 pukul 16.00 WIB.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan. Perilaku Manusia.. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wikipedia. 2014. Sanitasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi. Akses pada tanggal 25 April 2015 pukul 17.00 WIB.
Zulkarnaini. 2009. Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Keberadaan Jentik Vektor Dengue Di Daerah Rawan Demam Berdarah Dengue Kota Dumai Tahun 2008. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Universitas Riau, Pekanbaru.



No Responden :
 
KUESIONER PENELITIAN
I.             Data Demografi
Nama (inisial)                       : Tn. / Ny.
Usia                                      :              tahun
Jenis Kelamin                       :         Laki-laki                 Perempuan
Jumlah Anggota Keluarga   :                   orang

Petunjuk Pengisian
1.      Bacalah baik-baik setiap pertanyaan.
2.      Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda paling benar dan sesuai dengan keadaan anda.

II.          Pengetahuan
1.      Rumah yang sehat adalah …..
a.       Rumah yang dihuni oleh satu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak
b.      Rumah yang bertingkat
c.       Rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik dan kepadatan hunian rumah yang sesuai

2.      Luas lantai bangunan untuk tiap anggota keluarga adalah…
a.       2 – 3 M2
b.      2,5 – 3 M2
c.       2 – 5 M2

3.      Berapa seharusnya jarak antara sumur gali dengan tempat penampungan tinja (septic tank) ?
a.       5 M
b.      5 – 10 M
c.       Lebih dari 10 M

4.      Air minum yang telah diolah (dimasak hingga mendidih), sebaiknya
a.       Disimpan di dalam wadah yang tertutup dengan kuat/rapat
b.      Disimpan di kamar agar jauh dari gangguan anak-anak
c.       a dan b benar

5.      Berikut ini merupakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kecuali
a.       Cuci tangan pakai sabun
b.      Buang Air Besar (BAB) di sungai
c.       Tidak merokok di dalam rumah

6.      Ternak harus dibikinkan kandang dan terpisah dari rumah tinggal. Jarak minimal antara kandang dan rumah sebaiknya….
a.       5 – 10 M
b.      10 – 20 M
c.       1 – 5 M

7.      Berikut ini merupakan perlakuan dengan aman terhadap sampah, kecuali….
a.       Membuang sampah ke sungai
b.      Menimbun sampah di dalam lubang
c.       Mengubah sampah menjadi kompos atau digunakan kembali (jika memungkinkan)

8.      Bagaimana jenis jamban yang baik ?
a.       Jamban leher angsa dan memiliki septic tank
b.      Jamban yang langsung dialirkan ke sungai
c.       Gali tanah

9.      Saluran pembuangan air limbah yang baik adalah….
a.       Terbuka dan dialirkan ke saluran umum
b.      Tertutup (mempunyai riol dan mengalir ke saluran umum)
c.       Disalurkan ke kolam belakang rumah

10.  Bagaimana sebaiknya lokasi tempat pembuangan sampah ?
a.       Dekat dengan sumber air minum atau sumber air lainnya yang digunakan manusia (mencuci, mandi dan sebagainya)
b.      Tidak pada tempat yang sering terkena banjir
c.       Harganya murah dan mudah didapat

11.  Untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar, maka setiap rumah harus ada…
a.       Kamar mandi
b.      Ventilasi
c.       Kandang ternak

12.  Apakah ada manfaat dari membuka jendela pada pagi hari ?
a.       Ada, agar cahaya alami dari matahari bisa masuk
b.      Tidak
c.       Tidak tahu

13.  Bagaimana sebaiknya langit-langit rumah ?
a.       Sebaiknya ada dan terbuat dari asbes
b.      Sebaiknya ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
c.       Tidak perlu ada, karena sudah ada atap rumah (seng)

14.  Syarat penting dari lantai rumah adalah….
a.       Menggunakan keramik
b.      Terbuat dari kayu
c.       Tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan

15.  Seharusnya setiap rumah tangga mengkonsumsi air bersih yang dimasak sampai mendidih, karena….
a.       Air dari PAM
b.      Air yang dimasak sampai mendidih, sudah terbebas dari kontaminasi bakteri-bakteri berbahaya
c.       Air yang dimasak menggunakan kompor gas lebih baik dari air yang dimasak menggunakan kompor minyak.

16.  Tempat penampungan air bersih sebaiknya dibersihkan secara teratur, yaitu …
a.       Tiap hari
b.      Tiap minggu
c.       Tiap bulan

17.  Membuang sampah, sebaiknya di…
a.       Sungai yang mengalir
b.      Kolam yang tergenang
c.       Tempat pembuangan sampah umum

18.  Untuk menghindari agar ventilasi rumah tidak menjadi jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah, sebaiknya ventilasi rumah..
a.       Tertutup
b.      Dipasang kawat nyamuk
c.       Dibuka pada siang dan malam hari

19.  Menurut Bapak/Ibu, apa akibatnya jika pembuangan sampah dilakukan secara sembarangan ?
a.       Dapat menimbulkan bau dan penyakit
b.      Parit tumpat
c.       Tidak tahu

20.  Air yang layak diminum adalah….
a.       Air isi ulang
b.      Air yang melalui proses pembersihan, seperti disaring
c.       Air yang sudah melalui proses pematangan terlebih dahulu, yang dilakukan dengan cara mendidihkan air hingga mencapai suhu 100 derajat celcius