Temukan

Kamis, 24 Mei 2012

Proses konseling

Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu : 1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan : • Memberi salam pada awal setiap pertemuan. • Memperkenalkan diri • Menciptakan suasana nyaman dan aman. • Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER). S : Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala). O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai). L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien). E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat). R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat). • Bersabar. • Tidak memotong pembicaraan klien 2. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaanSetelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah : • Fisik • Emosional • Rasional • Praktikal • Interpersonal • struktural. 3. Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien. Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling. Proses konseling meliputi : 1. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport) “En rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuannya adalah menjembatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya. Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah memberikan salam; memperkenalkan diri; topik pembicaraan yangs sesuai; menciptakan suasanan yang aman dan nyaman; sikap hangat, realisasi tujuan bersama, menjamin kerahasiaan, kesadaran terhadap hakekat klien. 2. Pengumpulan dan pemberian informasi Pengumpulan dan pemberian informasi merupakan tugas dari konselor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: mendengar keluhan klien, mengamati komunikasi non verbal klien, bertanya riwayat kesehatan, latar belakang keluarga, masalah, memberikan penjelasan masalah yang dihadapinya. 3. Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah Apabila data telah lengkap, maka bidan membantu klien untuk memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam pemecahan masalahnya. Tahapan dalam memecahkan masalah adalah : menjajaki masalah (menetapkan masalah yang dihadapi klien); memahami masalah (mempertegas masalah yang sesungguhnya); membatasi masalah (menetapkan batas-batas masalah); menjabarkan alternatif pemecahan masalah; mengevaluasi alternatif (menilai setiap alternatif dg analisis SWOT); memilih alternatif terbaik; menerapkan alternatif dan menindaklanjuti pertemuan. Contoh Konseling Dalam Pelayanan Kebidanan : Contoh tahap evaluasi hasil adalah … • Selamat pagi bu, perkenalkan saya bidan Dewi yang bertugas pada siang hari ini. • Ada yang bisa saya bantu? • Apa keluhan ibu? • Ya, karena ibu sudah mengerti, coba sebutkan kembali apa yang saya jelaskan tadi. Bertanya tentang riwayat kesehatan, latar belakang pasien, keluarga dan masalah. Merupakan proses konseling … • Pembinaan dan pemantapan hubungan baik • Tidak adanya pemberian informasi • Pengumpulan dan pemberian informasi • Menindaklanjuti pertemuan Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling. Proses konseling meliputi : • Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport) - “En rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuannya adalah menjembatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya. Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah memberikan salam; memperkenalkan diri; topik pembicaraan yangs sesuai; menciptakan suasanan yang aman dan nyaman; sikap hangat, realisasi tujuan bersama, menjamin kerahasiaan, kesadaran terhadap hakekat klien. • Pengumpulan dan pemberian informasi - merupakan tugas dari konselor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendengar keluhan klien, mengamati komunikasi non verbal klien, bertanya riwayat kesehatan, latar belakang keluarga, masalah, memberikan penjelasan masalah yang dihadapinya. • Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah - apabila data telah lengkap, maka bidan membantu klien untuk memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam pemecahan masalahnya. Tahapan dalam memecahkan masalah adalah: menjajagi masalah (menetapkan masalah yang dihadapi klien); memahami masalah (mempertegas masalah yang sesungguhnya); membatasi masalah (menetapkan batas-batas masalah); menjabarkan alternatif pemecahan masalah; mengevaluasi alternatif (menilai setiap alternatif dg analisis SWOT); memilih alternatif terbaik; menerapkan alternatif dan menindaklanjuti pertemuan. Kegiatan konseling bidan yang mencakup kegiatan mencari jalan keluar, memilih salah satu jalan keluar dan melaksanakan jalan keluar tersebut. Hal tersebut termasuk … • Bagian pendahuluan • Bagian inti • Bagian akhir • Bagian penutup Skenario Konseling Bidan Dengan Klien Tentang Permasalahan Tumbuh Kembang Seorang Anak. Tanggal 27 desember 2011 ibu Ina datang ke sebuah Klinik Bidan untuk konsultasi masalah yang di hadapinya terhadap anaknya. Ibu ina : Assalamu’alaikum…… Bidan sinta : Wa’alaikumsallam (Sang bidan pun menghampiri bu ina) Bidan sinta : Mari bu silahkan masuk (Dan keduanya duduk berhadapan) Bidan sinta : Perkenalkan saya bidan sinta dengan ibu siapa? Ibu ina : Ina bu bidan Bidan sinta : Saya boleh memanggilnya dengan Ibu ina? Ibu ina : Boleh Bidan sinta : Silahkan bu ina ada yang bisa saya bantu? Ibu ina : e…..iya bu bidan,ini,anak saya ini usianya hampir 2 tahun,tapi ia belum juga dapat berjalan ia hanya ngesot atau merangkak untuk menghampiri sesuatu.itu kenapa ya bu? Apakah ada kelainan pada kakinya atau pada tulangnya? Bidan sinta : oh…jadi usia anak ibu sekarang hampir 2 tahun ya? dan kemudian ia belum bisa berjalan sendiri ya bu? (ibu ina pun mengangguk) sebelumnya apa yang ibu lakukan untuk mengatasinya? Ibu ina : oh iya,saya sudah mengajari anak saya untuk berdiri dan membantunya untuk berjalan dengan kakinya,kemudian saat anak Saya sedang asik-asiknya berjalan ,pegangan saya pada anak saya,saya lepas alhasil anak saya malah terjatuh dan terluka.Namun saya tetap melakukan hal yang serupa setiap harinya hingga akhirnya anak saya malah enggan dan tidak mau lagi belajar berjalan ,entah karena apa,apakah mungkin kakinya itu lemah ya bu?atau apakah kakinya itu terdapat kelainan?mungkinkah ia bosan dengan cara pengajaran saya yang seperti itu? Bidan sinta : Apakah ada perkembangan tahap pembelajaran jalan anak saat ibu menggunakan metode semacam itu?e...seperti ia mulai sedikit demi sedikit mulai bisa berdiri tegak,ataukah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan? Ibu ina : Selama ini sepertinya belum deh bu? Bidan sinta : Apakah ibu sering membawanya ke posyandu? Ibu ina : Ia,saya sering membawa anak saya ke posyandu,tapi hanya untuk di timbang dan di Imuniasi. Bidan sinta : Yang ibu lihat dari kaki anak ibu apakah terlihat ada kelainan?seperti pertumbuhan kakinya tidak seimbang satu dengan yang lainnya ,misalnya salah satu kakinya besar,kemudian kakinya berbentuk X atau O ,pokoknya telihat ada kelainan pada kaki anak ibu yang terlihat oleh mata ibu? Ibu ina : Kalau dilihat dari luar si tidak ada kelainan bu,kakinya sempurna,dan saya tidak pernah mendapati kakinya besar sebelah atau pun kelainan seperti yang ibu katakan tadi,namun yang saya takutkan adanya kelainan dari dalam tubuhnya, atau malah organ kakinya itu bu yang ada kelainan sehigga proses belajar berjalannya terganggu. Bidan sinta : oh jadi,cara ibu menanggulanginya itu dengan melatihnya belajar berjalan?dan mengakalinya dengan cara menipunya yaitu dengan cara ibu melepas pegangan ibu padanya saat ia sedang asik belajar berjalan ya?e…dan ibu selalu menggunakan metode itu setiap harinya sehingga anak ibu terlihat bosan dan enggan untuk belajar berjalan lagi ya bu?sedangkan yang ibu lihat dari luar tidak ada tanda-tanda kelainan yang terjadi pada kaki anak ibu,ya? Ibu ina : Iya bu bidan,jadi apa yang harus saya lakukan?saya khawatir terjadi kelainan pada tulang kakinya.Saya takut sikap enggannya belajar itu karena ia merasakan sakit yang tidak pernah ia ungkapkan lewat ekspresi wajahnya. Bidan sinta : Apakah ibu sebelumnya pernah mengalami masalah serupa? mungkin pada anak ibu sebelumnya? Ibu ina : Saya baru pertama kali ini bu punya anak,jadi saya belum pernah mengalami permasalahan seperti ini. Bidan sinta : e….begini bu,untuk mengajari seorang anak itu perlu kesabaran yang ekstra,perhatian khusus,focus terhadap tahap pertumbuhan anak dan yang lebih utama,kita harus memperhatikan dan memberi penerapan psikologis dan kepribadian seorang anak.bukan semata-mata pertumbuhan itu hanya dari fisik saja sehingga kita hanya memperhatikan dan menekankan pada pertumbuhan luar saja namun pertumbuhan mental atau psikologis dan kepibadianya kita abaikan,sesungguhnya tahap perkembangan psikologis itu mempengaruhi perkembangan fisik bayi dan anak, Jadi, kita itu harus selalu memberikan support dan motifasi pada seorang anak saat seorang anak belajar sesuatu ,kita tidak boleh egois bahwa bagaimanapun si anak harus bisa,jangan, semua itu akan membuat seoarang anak merasa tertekan dan akhirnya ia malah enggan dan ini juga bisa merusak pola belajar anak.Dan jangan pernah sekali-kali membuatnya tidak mempercayai kita tindakan ini bisa di sebabkan karena kita terus menipunya seperti tindakan ibu itu,nanti malah menjadikan kepribadiannya terkontaminasi atau terganggu. Emmmm,,,,,,,begini loh bu…perkembangan psikologis atau pun kepribadian,ada tahapannya.Tahapannya itu terdiri dari beberapa fase diantaranya yaitu fase oral,fase anal-sadistik,fase falik dan lain-lain.Pada masa bayi itu di sebut fase oral,dimana pada fase ini menunjukkan seoarang bayi mendapat kepuasan dari mulutnya itu. Ibu ina : Mendapat kepuasan melalui mulutnya?maksudnya bu bidan? Bidan sinta : Begini saat bayi apakah ibu sering memberikan susu atau menyusui di saat sang bayi ibu sedang menangis? Ibu ina : Iya bu,habis kan tidak ada cara lain untuk mendiamkannya apabila kita tahu popoknya itu tidak basah mungkin sang bayi merasa haus atau laper jadi ia menangis. Bidan sinta : Nah saat ibu memberikan susu itulah seorang bayi mendapat kepuasan dari ibu dan mulai mencintai ibu. Ibu ina : Oh….(sambil manggut-manggut) Bidan sinta : Kemudian,seorang anak yang memiliki sipat percaya terhadap orang lain termasuk pada ibunya sendiri itu,bisa di tentukan dari fase ini.Seperti apabila seorang bayi mengompol dan popoknya yang basah itu tidak membuatnya nyaman,namun kita membiarkannya saja tetap seperti itu atau kita menunda-nunda untuk menggantikan popok yang baru yang masih bersih maka anak itu tidak mudah percaya pada kita karena ia tidak mendapatkan sebuah kepuasan dari tindakan kita.Apakah ibu sering menunda-nunda apabila popok anak ibu basah? Ibu ina : Iya bu bidan saya memang sering menundanya karena saya memang benar-benar dalam keadaan sibuk dan repot sehingga saya tidak bisa meninggalkan pekerjaan yang saya lakukan saat itu.Apakah sikap ketidak percayaan itu akan selalu ada dan tumbuh sampai ia dewasa nanti? Bidan sinta : Bisa ia dan bisa juga tidak Ibu ina : Ia nya karena apa dan tidaknya karena apa pula bu? Bidan sinta : Jika kita terus bersikap atau berbuat yang memacu kepercayaan anak terganggu dengan kata lain ia tidak mudah percaya pada orang lain dan bisa kemungkinan juga terjadinya gangguan psikologis pada anak tersebut seperti ia mengalami paranoid yaitu sikap cemburu yang berlebihan atau tidak percaya terhadap orang lain dan pikirannya selalu terselubungi pikiran-pikiran negative. Ibu ina : Oh,,,,,kemudian bisakah sikap ketidakpercayaan seorang anak tersebut di tanggulangi? Bidan sinta : Bisa,yaitu dengan cara memberikan atau menunjukan sikap yang bersahabat dan sikap yang membuat anak tersebut percaya terhadap kita ataupun orang lain dan kesabaran adalah hal yang paling penting dalam proses memberi pengajaran terhadap si anak. Ibu ina : Lalu bagaimana dengan masalah yang sedang menimpa anak saya tersebut? apakah karena perkembangan kepribadiannya yang terganggu ataukah karena memang ada kelainan pada kakinya tersebut? Bidan sinta : Yang saya kaji dari cerita dan tindakan-tindakan yang ibu lakukan ,kaki anak ibu tidak apa-apa,mungkin perkembangan kepribadiannya sedang berproses dan ia tidak mudah percaya terhadap orang lain.Sikap yang di tunjukkan oleh ibu lah yang menjadikannya malas dan enggan belajar berjalan lagi,karena kepercayaannya terkikis,ia seakan-akan takut dan trauma pada tindakan-tindakan yang dilakukan padanya.fase yang sedang di lalui oleh anak ibu adalah fase falik di mana anak mulai aktif terhadap perlakuan dirinya dan anak seusia anak ibu sudah memiliki naluri ego yaitu nafsu untuk mempertahankan dirinya sendiri.jadi biasa bu…..apabila kita menyikapinya dengan baik InsyaALLAH tidak apa-apa,,, Ibu ina : Maksudnya nafsu untuk mempertahankan dirinya sendiri seperti apa ya bu bidan? Bidan sinta :Maksudnya,anak ini bisa menentang apabila ia tidak menyukai perilaku atau kehendak orang terhadap dirinya yang ia tidak suka. Ibu ina : Sebaiknya apa yang harus saya lakukan bu bidan? Bidan sinta : Yang harus ibu lakukan adalah pelajari perkembangan dan pertumbuhan anak,ibu harus periksakan kesehatan dan perkembangan anak minimal 2 kali setiap tahun,selain itu ibu juga dapat mengontrolnya sendiri denagn cara ibu melihat sesuai tidak perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi pada anak ibu. Ibu ina : Lalu saya tahu dari mana kalau perkembangan anak saya sesuai atau tidak pada usianya? (Bidan sinta menganbil sebuah buku panduan untuk ibu,yang berjudul buku sehat ibu dan anak.Ia pun memberikannya pada ibu ana dan menjelaskan isi yang bisa di dapat dari buku tersebut). Bidan sinta : Itu adalah buku sehat ibu dan anak sebagai panduan untuk seorang ibu,agar ibu dapat mempelajari apa saja yang harus ibu lakukan terhadap anak ibu agar pertumbuhan dan perkembangannya tetap tumbuh normal sesuai dengan usia yang di jalaninya.semua ada di buku ini dari anjuran pemberian makanan, anjuran pemberian rangsangan perkembangan dan perkembangan dan pertumbuhan apa saja yang harusnya sudah dapat di lakukan oleh seorang anak. Ibu ina : Terimakasi bu bidan Bidan sinta : e...apakah ibu sepakat untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai prosedur dan mengajari anak dengan tekun,sabar dan tidak menampakkan sikap egois kita ?memang kita juga tidak bermaksud untuk membuat seorang anak menderita dan merasa tertekan ,jadi ibu harus fokus terhadap tahapan-tahapan perkembangan pada anak ibu serta ibu harus memperhatikan benar-benar tindakan yang ibu lakukan agar tidak menyebabkan kepribadian yang jelek ya bu? apakah ibu bersedia? Ibu ina : Insya ALLAH saya bersedia dan akan mengajri anak saya dengan sebaik mungkin serta akan bersikap hati-hati dalam memperlakukan anak saya,semoga anak saya tetap tumbuh sesuai tahapan pada usianya. Bidan sinta : Jadi,anak ibu yang belum bisa berjalan padahal sudah berusia hampir 2 tahun karena anak ibu trauma yang di sebabkan ibu selalu melepaskan pegangan ibu terhadap seorang anak,sehingga anak tersebut kurang mempercayai ibu.nah yang harus ibu lakuakan, tadi ya bu,ibu harus fokus dan memperhatikan benar-benar tumbuh kembang anak ibu sera bersikap sabar dalam mengajari tahap-tahap perkembangan anak ibu,juga ibu tanamkan kembali sikap kepercayaan pada anak ibu terhadap diriny sendiri, ibu dan orang lain. Ibu ina : Iya bu bidan terimakasi,saya sedikit merasa lega sekarang dan terimakasi saya jadi belajar bayak hal mengenai tumbuh kembang anak. Bidan sinta : Untuk selanjutnya ibu periksakan anak ibu langsung ya bu,minimal 2 kali dalam setahun. Ibu ina : Iya bu bidan,Insya ALLAH minggu depan saya akan membawa anak saya kesini untuk di periksa perkembangannya,terimakasih bu Assalamu’alaikum.... Bidan sinta : Wa’alaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh .Datang lagi ya bu.... Ibu ina : Iya bu bidan,mari.... Bidan sinta : Ya silahkan.

1 komentar: