Temukan

Selasa, 19 Februari 2013

Antropologi makanan terhadap lingkungan

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. (Wikipedia). Makanan mencerminkan karakteristik lingkungan. Makanan disiapkan oleh lingkungan. Misalnya ubi sebagai makanan pokok orang Papua karena banyak tersedia di wilayah tsb. Pada umumnya makanan pokok orang Indonesia adalah nasi, karena itu apabila nasi tidak dikonsumsi dalam satu hari (meskipun tetap makan makanan lainnya) tetapi perasaan masih lapar. Karena lambung telah terbiasa diisi dengan nasi. Nilai gizi yang terkandung dalam suatu makanan tergantung dari proses pematangan atau kandungan alami yang ada pada bahan makanan. Makanan yang dikonsumsi (mentah atau diolah) merupakan bagian dari kebudayaan. Makanan yang diolah dari bahan-bahan mentah (seperti rujak, lalapan, lawa’) adalah sebuah bentuk kebudayaan. Lalapan: sayuran segar yang lazim disantap oleh orang Jawa. Lawa’: jenis makanan mentah yang diolah dari ikan, cuka/jeruk, kelapa & bumbu tertentu adalah salah satu jenis makanan orang Bugis. Proses pematangan makanan adalah bagian dari kebudayaan. Meliputi cara, bahan, & alat yang digunakan. Makanan yang lazim dimakan oleh orang Jawa belum tentu lazim bagi orang Bugis. Misalnya ikan lele yang banyak dikonsumsi oleh orang Jawa, orang Bugis justru kurang menyukainya. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. 2. Teori asam basa Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+ . Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH- . Contoh: 1) HCl(aq)  H+ (aq) + Cl- (aq) 2) NaOH(aq)  Na+ (aq) + OH- (aq) Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan dan Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam larutan. 3. Peranan fisika dalam kesehatan sebelum ujian. Manusia juga menghasilkan kalor atau panas, sama halnya dengan peralatan mekanis seperti mesin atau peralatan elektronika. Panas yang dihasilkan berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukannya. Jika panas yang dihasilkan berlebih karena proses aktivitas yang terus menerus maka harus segera didinginkan. Jika pada peralatan mesin atau elektronika maka digunakan fan atau kipas untuk mengeluarkan panas dengan segera jika tidak maka peralatan mesin atau elektronika tersebut akan rusak. Jika panas yang berlebih terjadi pada tubuh manusia maka hal ini akan mengganggu kenyamanan kita dalam beraktivitas, keseimbangan suhu pada manusia harus dipertahankan atau dikendalikan agar kenyamanan suhu dapat tercapai. Tubuh manusia mempunyai mekanisme alam untuk mempertahankan keseimbangan suhu tersebut. Mekanisme itu adalah berkeringat atau menggigil. Perpindahan panas juga dapat dilakukan dengan cara-cara berikut : • Konduksi (perpindahan panas melalui kontak langsung antara permukaan). Contoh : Ketika tangan kita kedinginan, kita akan merasa nyaman memegang gelas panas atau pada saat panas kita berbaring diatas lantai yang sejuk. • Konveksi (perpindahan panas berdasarkan gerakan fluida, dalam hal ini adalah udara) Contoh : Kita akan merasa nyaman bila terkena hembusan angin pada saat kita berkeringat • Radiasi (perpindahan panas berdasarkan gelombang elektromagnetik) Contoh : Kita akan merasa lebih panas berada dibawah atap seng saat matahari terik, hal ini disebabkan suhu seng jauh diatas suhu tubuh manusia sehingga akan memancarkan panasnya ke tubuh kita melalui rambatan panas. • Epavorasi atau penguapan (perpindahan panas karena perbedaan lapisan udara, yaitu : lapisan udara panas akan terdorong naik oleh lapisan udara dingin. Referensi : Gabriel, J.F, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta, 1996 Cameron, J.R, dkk, Fisika Tubuh Manusia, EGC, Jakarta, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar