BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 52 Tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan
bahwa penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di
Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala
bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan
generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi
mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Undang-undang no. 52 tahun 2009
memberi tanggungjawab pengendalian penduduk di Indonesia kepada Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pada tahun 2012, BKKBN
menetapkan visi “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi tersebut mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025.
Kondisi penduduk tumbuh seimbang ditandai dengan angka fertilitas total (TFR)
sebesar 2,1 anak per wanita atau angka reproduksi neto (NRR) sebesar 1. Misi
dari BKKBN adalah mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan mewujudkan
keluarga kecil bahagia sejahtera. Visi dan misi tersebut akan diwujudkan
melalui pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan
mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas penduduk pada seluruh
dimensinya. Upaya ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. Dalam UU No. 52 Tahun 2009 diatur pula kewenangan dan
tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk
yang seimbang dan keluarga berkualitas.
Menurut UU No. 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan keluarga dan pembangunan keluarga sejahtera)
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera (Handayani, 2010).
Berdasarkan Sensus Penduduk
(SP) tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan menjadi dua
kali lipat selama hampir 40 tahun dari sekitar 118 juta pada tahun 1971 menjadi
237 juta pada tahun 2010. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki
tercatat sebanyak 119.630.913 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak
118.010.413 jiwa. Menurut kelompok umur, jumlah penduduk usia 0-4 tahun
sebanyak 22.678.702 jiwa (9,54 persen), sedangkan penduduk usia 15-64 tahun
sebanyak 156.982.218 jiwa (66 persen), dan kelompok penduduk usia 65 tahun
keatas sebanyak 12.062.388 jiwa (5,1 persen). Data kepadatan penduduk
berdasarkan data SP, mengalami peningkatan dari 107 jiwa per km2 pada tahun
2000, menjadi 124 jiwa per km2 pada tahun 2010 (BKKBN, 2014).
Berdasarkan data yang telah
diuraikan diatas, maka kami (kelompok VIII) tertarik untuk memberikan laporan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) mengenai kontrasepsi. Hal ini dikarenakan tingginya
persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi,
yakni 48,08%.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur.
2.
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu
untuk melakukan pengkajian, mengidentifikasi, merencanakan tindakan,
melaksanakan rencana pada keluarga binaan dengan pendekatan sistematis
khususnya mengenai tingginya persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi dan meningkatkan mutu kehidupan masyarakat di
Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur.
C.
Manfaat
1)
Keluarga
Binaan
Memberikan kehidupan yang
sehat kepada keluarga
binaan khususnya mengenai pentingnya ber-KB sehingga dapat
menghasilkan masyarakat yang
sehat dan jauh dari masalah kesehatan
2)
Institusi
Menambah informasi tentang
kesehatan keluarga dan
masyarakat
3)
Penulis
Menambah pengetahuan dan
wawasan penulis tentang
masalah kesehatan ditingkat keluarga.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Masalah Kesehatan
1.
Pengertian Kontrasepsi
Istilah
kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan”
atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan
tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang
aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun
tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
Kontrasepsi
adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini
bersifat tidak permanen, dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak
apabila diinginkan. Dalam penggunaan kontrasepsi kebanyakan orang berfikir
bahwa hanya untuk wanita saja, sehingga perencanaan keluarga menjadi pincang
(Manuaba et all, 2009).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini
dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat, atau obat-obatan (Proverawati,
2010).
2.
Metode Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2004) dalam Putri (2012), metode kontrasepsi
yang ada di Indonesia adalah :
a) Metode kontrasepsi sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari metode tanpa alat dan
dengan alat. Tanpa alat (KB alamiah, yaitu metode kalender, suhu basal, lendir
servik, simpo-termal, senggama terputus). Dengan alat (Mekanis, yaitu kondom
pria, kondom wanita, dan kap servik sedangkan kimiawi yaitu spermisida).
b) Metode Kontrasepsi Modern
Metode kontrasepsi modern terdiri dari 4 macam, yaitu kontrasepsi
hormonal (per oral yang terdiri dari mini pil, morning after pil dan suntikan
yang terdiri dari Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA), Norethindorone
Enanthate/Depo Noristerat (NET-EN), Microcapsules, Microspheres). Kontrasepsi
bawah kulit (AKBK), Intra Uterin Devise (IUD), dan kontrasepsi mantap yang
terdiri dari MOW dan MOP.
Menurut Ambarwati (2009) cara kerja kontrasepsi bermacam macam
tetapi pada umumnya yaitu : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. Melumpuhkan
sperma dan Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
Suntikan dan pil merupakan alat/cara KB yang paling dikenali dan
diketahui oleh wanita di Indonesia 96 persen. Diantara metode kontrasepsi
modern, kontrasepsi darurat yang diketahui adalah diafragma dan metode amenore
laktasi (MAL). Secara umum, pria kurang mengetahui tentang metode kontrasepsi
tertentu daripada wanita, kecuali untuk kontrasepsi kondom dimana pengetahuan
pria lebih tinggi daripada wanita (BKKBN, 2014).
Secara umum Metode Kontrasepsi Pasca Persalinan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a)
Kontrasepsi
Pil
Kontrasepsi pil adalah alat kontrasepsi
yang berbentuk tablet yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan,
mengandung hormone estrogen dan progesterone. Ada tiga macam pil kontrasepsi,
yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil pascasanggama (morning after pill). Yang
umum digunakan adalah pil kombinasi antara esterogen dan progesteron. Minipil
yang hanya mengandung progestin dosis rendah biasanya diberikan pada ibu menyusui
(hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan) (Mansjoer, 2009 : 360). Kontrasepsi
pil terdiri dari 2 macam, yaitu :
1)
Pil
Kombinasi
Pil kombinasi atau combination oral
contraceptive pill adalah pil KB yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron. Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
antara lain : Monofasik, Bifasik dan Trifasik. Monofasik adalah pil kombinasi
yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan
progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Bifasik
adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif. Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan
21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Cara kerjanya adalah Mencegah
implantasi, Menghambat ovulasi, Mengentalkan lendir serviks, Memperlambat
transportasi ovum dan Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar
dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang
menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga merupakan
metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung
berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan. Waktu
Mulai Menggunakan Pil Kombinasi, yaitu Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan
kalau perempuan tersebut tidak hamil. Hari pertama sampai hari ketujuh siklus
haid. Boleh menggunakan pada hari ke 8 tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai anda menghabiskan paket pil tersebut. Setelah
melahirkan : setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif, setelah 3 bulan dan tidak
menyusui, pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari). Bila berhenti
menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi,
pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Catatan : ikuti panah
yang menunjuk deretan pil berikutnya. Pada permulaan penggunaan pil
kadang-kadang timbul mual, pening atau sakit kepala, nyeri payudara, serta perdarahan
bercak (spotting) yang bisa hilang sendiri. Kelainan seperti ini muncul
terutama pada 3 bulan pertama penggunaan pil, dan semakin lama penggunaannya
kelainan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Cobalah minum pil pada saat
hendak tidur atau pada saat makan malam. Bila saja tetap timbul keluhan,
silahkan berkonsultasi lagi ke dokter. Beberapa jenis obat dapat mengurangi
efektivitas pil seperti rifampisin, fenitoin (dilantin), barbiturat,
griseofulvin, trisiklik, antidepresan, ampisilin dan penisilin, tetrasiklin.
Klien yang memakai obat-obatan di atas untuk jangka panjang sebaiknya
menggunakan pil kombinasi dengan dosis etinilestradiol 50mg atau dianjurkan
menggunakan metode kontrasepsi yang lain (Setyaarum, 2009 : 96-105).
2) Pil Progestin
Pil profestin bekerja dengan cara menekan sekresi gonadotropin dan
sintesis steroid di Ovarium (tidak begitu kuat). Endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit. Mengentalkan lendir
serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. Mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Jenis pil ini cocok untuk perempuan menyusui
yang ingin memakai pil KB, Sangat efektif pada masa laktasi, Dosis rendah.,
Tidak menurunkan produksi ASI, Tidak memberikan efek samping esterogen, Efek
samping utama adalah gangguan perdarahan; perdarahan bercak atau perdarahan
tidak teratur dan Dapat dipakai sebagai sebagai kontrasepsi darurat. Pil ini
dengan kemasan isi 5 pil : 300 µg levonogestrel atau 350 µg noretindron dan
Kemasan isi 28 pil : 75 µg desogestrel. Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan
minipil jangan sampai terlupa satu dua tablet atau jangan sampai terjadi
gangguan gastrointestinal (muntah,diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi
kehamilan sangat besar. Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka jangan
sampai ada tablet yang lupa dan sebaiknya tablet digunakan pada jam yang sama
(malam hari). Cara menggunakan Minipil, yaitu : Mulai hari pertama sampai hari
ke lima siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsai lain.
Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual
selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila
klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat asal saja
diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain selama 2 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu
sampai 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, minipil dapat digunakan setiap
saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan. Bila lebih
dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, minipil dapat
dimulai pada hari ke 1-5 siklus haid.
Minipil dapat digunakan segera pasca keguguran. Bila klien sebelumnya
menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan benar atau
ibu tersebut sedang tidak hamil, tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
beriktnya. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,
minipil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Bila metode kontrasepsi
sebelumnya non hormonal atau ibu tersebut ingin menggantinya dengan minipil
diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi
lainnya. Bila kontrasepsi yang digunakan sebelumnya AKDR (termasuk AKDR yang
mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid.
Dilakukan pengangkatan AKDR. Instruksi yang diberikan kepada klien adalah :
Minum minipil setiap hari pada waktu yang sama. Minum pil pertama pada hari
pertama haid. Bila klien muntah pada waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil yang lain atau
gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan seksual pada
48 jam berikutnya. Bila klien menggunakan pil terlambat 3 jam, minumlah pil
tersebut begitu klien ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam. Bila klien
lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut segera setelah
klien ingat dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan. Walaupun klien
belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis. Bila haid
klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus (tidak haid) atau
bila merasa hamil, temui petugas klinik klien untuk memeriksa uji kehamilan.
Selain itu informasi lain yang perlu diperhatikan adalah : Terjadinya perubahan
pola haid merupakan hal yang sering ditemukan selama menggunakan minipil,
terutama pada 2 atau 3 bulan pertama. Perubahan pola haid tersebut umumnya
hanya bersifat sementara dan tidak sampai mengganggu kesehatan. Kadang-kadang
dapat timbul efek samping berupa peningkatan berat badan, sakit kepala ringan
dan nyeri payudara. Semua efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya hilang
dengan sendirinya. Obat-obatan tertentu seperti obat untuk tuberkulosis
(rifampisin) dan beberapa obat epilepsi dapat mengurangi efektivitas minipil.
Minipil tidak mencegah terjadinya infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila
pasangan memilki resiko, kondom perlu digunakan. Bila beberapa bulan mengalami
haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu dipikirkan kemungkinan terjadi
kehamilan. Bila mengeluh perdarahan bercak yang disertai nyeri perut hebat,
maka yang pertama kali dipikirkan adalah kemungkinan kehamilan ektopik. Problem
mata (kehilangan penglihatan atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu
dipikirkan kemungkinan terjadinya hipertensi atau problem vaskular (Setyaarum,
2009 : 106-115)
b)
Kontrasepsi
Suntik
Kontrasepsi suntik
adalah pencegahan kehamilan yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat
tertentu pada perempuan subur. Penyuntikan dilakukan pada otot bokong yang
dalam atau pada pangkal lengan (Indiarti & Wahyudin, 2010).
Depo progestin, atau
Depo-Provera (Medroksi Progesteron Asetat) merupakan 6-alfamedroksiprogesteron
yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progestagen
yang kuat dan sangat efektif (Wiknjosastro, 2009). Suntikan KB ada 2 jenis,
yaitu :
1) Suntikan KB 3 Bulan. Suntikan KB ini mengandung hormon Depo
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya,
suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya
diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah
melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml
2) Suntikan KB 1 Bulan. Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon
estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil
KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi
Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui. Cara kerja KB
Suntik adalah sebagai berikut :
i)
Menghalangi
ovulasi (masa subur)
ii)
Mengubah
lendir serviks (vagina) menjadi kental
iii) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
iv) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
v)
Mengubah
kecepatan transportasi sel telur (Proverawati, 2010).
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya
mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali,
memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif
selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita
diabetes atau hipertensi. Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah
penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan
pembekuan darah serta riwayat strok. Tidak cocok buat wanita perokok, karena
rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah (Handayani, 2010). Kedua
kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.Tersedia suntik 1 bulan (estrogen +
progesterone dan 3 bulan (depot
progesteron). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1
atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak
berat. Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini
dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap
10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Tingkat kegagalannya hanya 3
- 5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun (Proverawati, 2010). Terdapat
beberapa indikasi dari pemakaian kontrasepsi suntik, yakni : usia reproduksi,
telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak, ingin mendapatkan kontrasepsi
dengan efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai,
setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, telah
banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi, perokok, tekanan darah
<180 1="" 2008="" 3-5="" 30="" 4="" :="" adalah="" akan="" alat="" ambil="" amenorea="" anemia="" antara="" anterior="" asal="" asi="" atas.="" atau="" bagi="" bagian="" bahwa="" baik="" barbiturat="" belum="" berproduksi.="" besi="" bokong="" boleh="" bulan="" coccygeus="" consensus="" daerah="" dalam.="" dalam="" dan="" dapat="" darah="" dari="" defisiensi="" dengan="" di="" diabetes="" dianalogikan="" diduga="" dilakukan="" disertai="" disuntikkan="" epilepsi="" estrogen="" fenitoin="" gangguan="" gluteal="" haid="" hamil="" hari="" ibu="" iliaca="" ini="" internasional="" jelas="" jika="" kanker="" kb="" ke-5="" ke="" keguguran="" kemudian="" kita="" kombinasi="" komplikasi="" kontrasepsi="" kotak="" kotraindikasi="" kuadran="" kuretase="" lagi="" lain:="" lengan="" lokasi="" luar.="" lupa="" maka="" masa="" masalah="" mau="" maupun="" melahirkan="" mellitus="" memakai="" mendekati="" menderita="" menerima="" mengandung="" menggunakan="" mengunakan="" menopause="" mmhg="" musculus="" o:p="" obat="" os="" otot="" pada="" pantat="" pasca="" payudara="" pembekuan="" pemberian="" penggunaan="" penyebabnya="" penyuntikan="" perdarahan="" pertama="" pervaginam="" pil="" progestrin="" rawirohardjo="" rifampisin="" riwayat="" sabit="" salin="" sampai="" secara="" segera="" sering="" setelah="" sias.="" spina="" suntik="" suntikan="" superior="" terjadinya="" terutama="" tidak="" tuberkulosis="" ukur="" untuk="" ventro="" waktu="" yaitu="" yang="">180>
c)
Kontrasepsi
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah
kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif,
artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun minuman apapun
lainnya. Syarat untuk dapat menggunakan : Menyusui secara penuh (full breast feeding),
lebih efektif bila pemberian lebih dari 8 kali sehari. Cara kerjanya yaitu : Penundaan/penekanan
ovulasi. Efek sampingnya tidak ada. Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam
bulan pasca persalinan).
Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi
sosial. Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6
bulan. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B / HBVdan HIV /
AIDS.
d) Kontrasepsi Kondom
Kondom merupakan
selubung/sarung karet sebagai salah satu metode kontrasepsi atau alat untuk
mencegah kehamilan dan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama.
Cara kerjanya yaitu : Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
Mencegah penularan mikro organisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan
vinil). Kontrasepsi kondom efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan
benar, Tidak mengganggu produksi ASI, Tidak mengganggu kesehatan klien, Tidak
mempunyai pengaruh sistemik, Murah dan dapat dibeli secara umum, Tidak perlu
resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus, Metode kontrasepsi sementara
bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
e)
Kontrasepsi
AKDR
AKDR adalah Alat
kontrasepsi yang dipasang dalam Rahim dengan menjepit kedua saluran yang
menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan
plastic poli etilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Cara kerjanya
yaitu : Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR menyebabkan reaksi inflamasi
steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu untuk fertilisasi. AKDR
memiliki Efektivitas yang tinggi, yaitu 99,2-99,4% (0,6 –0,8 kehamilan/100
perempuan dalam 1 tahun pertama). Dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
Tidak mempengaruhi hubungan social. Meningkatkan kenyamanan seksual karena
tidak perlu takut untuk hamil. Tidak ada efek samping hormonal. Tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Dapat dipasang segera setelah melahirkan
atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). Dapat digunakan sampai
menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir). Tidak ada interaksi dengan
obat-obat dan Membantu mencegah kehamilan ektopik
f)
Kontrasepsi
Mantap (Tubektomi & Vasektomi)
Tubektomi (Metode
Operasi Wanita/MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat suka rela
bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba
falupii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak
dapat bertemu dengan ovum. Waktu Penggunaannya adalah : Idealnya dilakukan
dalam 48 jam pasca persalinan, Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau
setelah operasi sesar dan Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu setelah
persalinan, ditunda 4-6 minggu. Kontrasepsi ini Efektivitasnya tinggi 99,5%
(0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan), Tidak
mempengaruhi proses menyusui, Tidak bergantung pada faktor sanggama, Baik bagi
klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius, Tidak ada
efek samping dalam jangka panjang, Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual dan
Berkurangnya risiko kanker ovarium.
Vasektomi (Metode
Operasi Pria/MOP) adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan cara mengoklusi vasa deferensia sehingga alur
transportasi sperma terambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum)
tidak terjadi. Metode ini ada 2 jenis, yaitu : Insisi dan Vasektomi Tanpa Pisau
(VTP). Kontrasepsi ini bisa dilakukan kapan saja. Efektivitas kontrasepsi ini
tinggi, yaitu : 99,6-99,8%, Sangat aman, tidak ditemukan efek samping jangka
panjang, Morbiditas dan mortalitas jarang, Hanya sekali aplikasi dan efektif
dalam jangka panjang dan Tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan lamanya
penggunaan kontrasepsi
g)
Kontrasepsi
Implan
Implan adalah alat
kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang dibungkus dalam kapsul
silastik silikon polidimetri. Kontrasepsi ini Sangat efektif (kegagalan 0,2
-1,0 kehamilan per 100 perempuan), Daya guna tinggi, Perlindungan jangka
panjang (sampai 5 tahun), Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan, Tidak memerlukan pemeriksaan dalam, Bebas dari pengaryhestrogen,
Tidak mengganggu kegiatan senggama dan Tidak mengganggu ASI.
B.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat
Perilaku seseorang atau
subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun
dari luar subyek. Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010),
perilaku kesehatan terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan yang meliputi
1)
Faktor predisposisi (Predisposing
factors) merupakan faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku sesorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai, tradisi.
2)
Faktor pemungkin (Enabling factors)
merupakan faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan
artinya bahwa faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan.
3)
Faktor penguat (Reinforcing factors)
adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Perilaku berawal dari adanya
pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar tersebut
(lingkungan) baik fisik maupun non fisik, kemudian pengalaman dan lingkungan
diketahui, dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk
bertindak yang pada akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa perilaku.
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena
perilaku merupakan hasil dari perubahan berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat terlihat
dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari aspek
tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku
manusia. Secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi
dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi, sikap.
Perilaku kesehatan masyarakat
di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh
Timur Provinsi Aceh masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai masalah
yang ditemukan di desa tersebut. Permasalahan yang ditemui antara lain adalah tingginya
persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menggunakan alat kontrasepsi,
yakni 48,08%. Program Keluarga Berencana bertujuan untuk menyeimbangkan
pertumbuhan penduduk serta mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Menurut BKKBN (2014),
Sebagian besar wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi pada saat survey
berkaitan dengan alasan fertilitas yaitu sebesar 40,2 persen. Diantara mereka
19,1 persen adalah yang telah memasuki masa menopause, 9,2 persen ingin
memiliki anak banyak, 7,4 persen abstinensi, 3 persen tidak subur dan
fatalistic 1,6 persen. Adapun wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi
berkaitan dengan alasan atau cara KB sebesar 23,4 persen, dimana 11,5 persen
dari mereka adalah yang takut dengan efek samping, 7,8 persen berkaitan dengan
masalah kesehatan, 2,3 persen merasa tidak nyaman menggunakan alat kontrasepsi,
1 persen menjadi gemuk atau kurus, dan selebihnya karena alasan kurangnya akses
dan biaya yang terlalu mahal.
Sedangkan alasan wanita yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh adalah karena anak merupakan
rezeki yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, sehingga tidak perlu untuk dicegah
ataupun dihentikan.
C.
Program Perbaikan Kesehatan Masyarakat
Keberhasilan pembangunan
kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan
informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based). Program Upaya
Kesehatan Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan dan
kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya, meliputi
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan Desa.
Berhubungan dengan hal
tersebut, mahasiswa dari Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa telah melakukan
upaya kesehatan agar masyarakat di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh sadar bahwa program Keluarga
Berencana tersebut sangat baik untuk medapatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
METODE PELAKSANAAN
A.
Metode
Metode Pelaksanaan dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan yang
dilakukan di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh
Timur Provinsi Aceh.
B.
Tempat Dan Waktu
1.
Tempat : Balai
Desa Dusun Sejati Desa Babah
Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh
2.
Waktu : 14
Maret 2015, Pukul 09.00 s/d 15.30 WIB
C.
Sasaran
Ibu-ibu di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh
D.
Jenis Kegiatan Intervensi
Memberikan penyuluhan mengenai kontrasepsi.
HASIL
A.
Gambaran
Dusun Sejati Desa Babah
Krueng Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh dengan jumlah penduduk sebesar 202 jiwa yang terdiri dari 99
laki-laki dan 103 perempuan dan jumlah KK sebesar 52 KK.
B.
Data Hasil Kuesioner
Tabel
4.1
Distribusi
KK Berdasarkan Kelompok Umur
No
|
Umur
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
|
> 20-35 Tahun
> 35-45 Tahun
> 45-65 Tahun
> 65 Tahun
|
9
27
10
6
|
17.3
51.9
19.2
11.5
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK berumur 35-45
tahun yaitu sebesar 27 KK (51,9%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.2
Distribusi
KK Berdasarkan Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Tidaksekolah
SD/MI
SLTP
SLTA
Diploma/PT
|
5
27
7
11
2
|
9.6
51.9
13.5
21.2
3.8
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK berpendidikan
SD/MI yaitu sebesar 27 KK (51,9%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.3
Distribusi
KK Berdasarkan Pekerjaan
No
|
Pekerjaan
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
PNS/BUMN/TNI/POLRI
Petani/Berkebun
Pedagang/Wiraswasta
Buruh
Nelayan
Lain-Lain
|
1
30
10
1
7
3
|
1.9
57.7
19.2
1.9
13.5
5.8
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki
pekerjaan sebagai Petani/Berkebun yaitu sebesar 30 KK (57,7%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.4
Distribusi
KK Berdasarkan Pendapatan Tetap
No
|
Pendapatan
Tetap
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Ada
Tidak tetap
|
20
32
|
38.5
61.5
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK tidak memiliki
pendapatan tetap yaitu sebesar 32 KK (61,5%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.5
Distribusi
KK Berdasarkan Pendapatan Perbulan
No
|
Pendapatan
Perbulan
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
|
< 600.000
600.000 - < 799.999
800.000 - 1.000.000
> 1.000.000
|
11
21
16
4
|
21.2
40.4
30.8
7.7
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki
pendapatan perbulan 600.000 - > 799.999 yaitu sebesar 21 KK (40,4%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.6
Distribusi
KK Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan
No
|
Pemenuhan
Kebutuhan
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Tidak Cukup
Kurang
Cukup
|
2
7
43
|
3.8
13.5
82.7
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas kebutuhan KK cukup
yaitu sebesar 43 KK (82,7%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.7
Distribusi
KK Berdasarkan Tabungan
No
|
Tabungan
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Ya (Berupa....)
Tidak
|
3
49
|
5.8
94.2
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK tidak memiliki
tabungan yaitu sebesar 49 KK (94,2%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.8
Distribusi
KK Berdasarkan Kepemilikan Rumah
No
|
Kepemilikan
Rumah
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Rumah Sendiri
Bukan Rumah Sendiri
|
48
4
|
92.3
7.7
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki rumah
sendiri yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.9
Distribusi
KK Berdasarkan Transportasi
No
|
Transportasi
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Tidak Ada
Kendaraan Roda Dua
Kendaraan Roda Empat
|
5
46
1
|
9.6
88.5
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki
tranportasi kendaraan roda dua yaitu sebesar 46 KK (88,5%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.10
Distribusi
KK Berdasarkan Hiburan
No
|
Hiburan
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Televisi
Radio
|
51
1
|
98.1
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki
hiburan berupa televise yaitu sebesar 51 KK (98,1%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.11
Distribusi
KK Berdasarkan Kegiatan Sosial
No
|
Kegiatan
Sosial
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
|
Lain-lain
Arisan
Pengajian
PKK Desa
|
1
17
33
1
|
1.9
32.7
63.5
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki kegiatan
social berupa pengajian yaitu sebesar 33 KK (63,5%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.12
Distribusi
KK Berdasarkan Bangunan Rumah
No
|
Bangunan
Rumah
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Papan Kayu
Semi Permanen
Permanen
|
48
2
2
|
92.3
3.8
3.8
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki
bangunan rumah papan kayu yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.13
Distribusi
KK Berdasarkan Lantai Rumah
No
|
Lantai
Rumah
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Tanah
Papan/Kayu
Semen
Tegel
Kramik
|
6
8
36
1
1
|
11.5
15.4
69.2
1.9
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki lantai
rumah semen yaitu sebesar 36 KK (69,2%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.14
Distribusi
KK Berdasarkan Bangunan Rumah
No
|
Bangunan
Rumah
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Papan Kayu
Semi Permanen
Permanen
|
48
2
2
|
92.3
3.8
3.8
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki
bangunan rumah papan kayu yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.15
Distribusi
KK Berdasarkan Lantai Rumah
No
|
Lantai
Rumah
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Tanah
Papan/Kayu
Semen
Tegel
Kramik
|
6
8
36
1
1
|
11.5
15.4
69.2
1.9
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki lantai
rumah semen yaitu sebesar 36 KK (69,2%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.16
Distribusi
KK Berdasarkan Penerangan
No
|
Penerangan
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Lampu Minyak
Listrik
|
1
51
|
1.9
98.1
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki
penerangan listrik yaitu sebesar 51 KK (98,1%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.17
Distribusi
KK Berdasarkan Ventilasi
No
|
Ventilasi
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Ada Tidak Mencukupi
Ada Dan Memadai
|
5
47
|
9.6
90.4
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.17 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki
ventilasi yang memadai yaitu sebesar 47 KK (90,4%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.18
Distribusi
KK Berdasarkan Sumber Air
No
|
Sumber
Air
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
|
Air Sungai/Kolam
Air Sumur/Mata Air
Sumur Pompa
PAM/Ledeng
|
6
43
2
1
|
11.5
82.7
3.8
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.18 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki sumber
air sumur/mata air yaitu sebesar 43 KK (82,7%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.19
Distribusi
KK Berdasarkan Tempat Buang BAB
No
|
Tempat
Buang BAB
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Sungai/Kolam
Kebun/Sawah
WC/Jamban Keluarga
|
1
1
50
|
1.9
1.9
96.2
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.19 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki tempat
buang BAB WC/Jamban Keluarga yaitu sebesar 50 KK (96,2%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.20
Distribusi
KK Berdasarkan Jenis WC
No
|
Penerangan
|
F
|
%
|
1.
2.
|
WC Cemplung
Leher Angsa
|
6
46
|
11.5
88.5
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.20 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki jenis
WC leher angsa yaitu sebesar 46 KK (88,5%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.21
Distribusi
KK Berdasarkan Jarak Septic Tank
No
|
Jarak
Septic Tank
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Kurang 10 Meter
> 10 Meter
> 10 Meter
|
34
17
1
|
65.4
32.7
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.21 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki jarak septic
tank kurang dari 10 meter yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.22
Distribusi
KK Berdasarkan Pembuangan Sampah
No
|
Pembuangan
Sampah
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
|
Kebun
Sungai/Danau
Ada Tempat Kusus
Lain-Lain
|
2
1
48
1
|
3.8
1.9
92.3
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.22 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki tempat
khusus untuk pembuangan sampah yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.23
Distribusi
KK Berdasarkan Warna Air
No
|
Warna
Air
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Ya
Tidak
|
4
48
|
7.7
92.3
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.23 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki sumber
air yang tidak berwarna yaitu sebesar 48 KK (92,3%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.24
Distribusi
KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah
No
|
Pembuangan
Air Limbah
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Sungai/Danau
Selokan Umum
SPAL Kusus
|
1
1
50
|
1.9
1.9
96.2
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.24 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki pembuangan
air limbah berupa SPAL khusus yaitu sebesar 50 KK (96,2%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.25
Distribusi
KK Berdasarkan Jarak Pembuangan Air Limbah
No
|
Jarak
Pembuangan Air Limbah
|
F
|
%
|
1.
2.
|
< 10 Meter
> 10 Meter
|
16
36
|
30.8
69.2
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.25 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki jarak
pembuangan air limbah > 10 meter yaitu sebesar 36 KK (69,2%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.26
Distribusi
KK Berdasarkan Hewan Peliharaan
No
|
Hewan
Peliharaan
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Ya (Sebutkan...)
Tidak Ada
|
18
34
|
34.6
65.4
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.26 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK tidak memiliki
hewan peliharaan yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.27
Distribusi
KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak
No
|
Letak
Kandang Ternak
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
|
Menempel Dengan Dinding Rumah
Dalam Rumah
Kolong Rumah
Terpisah Dari Rumah
|
34
1
1
16
|
65.4
1.9
1.9
30.8
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.27 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK meletakkan
kandang ternaknya menempel dengan dinding rumah yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.28
Distribusi
KK Berdasarkan Lahan Pekarangan
No
|
Lahan
Pekarangan
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Ya
Tidak
|
47
5
|
90.4
9.6
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.28 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki lahan
pekarangan yaitu sebesar 47 KK (90,4%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.29
Distribusi
KK Berdasarkan Pekarangan Yang Dimanfaatkan
No
|
Pekarangan
Yang Dimanfaatkan
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Ya
Tidak
|
34
18
|
65.4
34.6
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.29 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memanfaatkan
pekarangan yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.30
Distribusi
KK Berdasarkan Jenis Tanaman
No
|
Jenis
Tanaman
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
|
Tanaman Keras
Sayuran
Buah-Buahan
Bunga
|
17
5
2
28
|
32.7
9.6
3.8
53.8
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.30 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK menanam bunga
di lahan pekarangan yaitu sebesar 28 KK (53,8%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.31
Distribusi
KK Berdasarkan Tempat Berobat
No
|
Tempat
Berobat
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Dukun
Mantri Kesehatan
Dokter
|
1
38
13
|
1.9
73.1
25.0
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.31 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK berobat ke mantri
kesehatan yaitu sebesar 38 KK (73,1%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.32
Distribusi
KK Berdasarkan Pelayanan Kesehatan Yang Sering Dikunjungi
No
|
Pelayanan
Kesehatan Yang Sering Dikunjungi
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Posyandu
Puskesmas
Rumah Sakit
Klinik/Tempat Peraktek Nakes
Lain-Lain
|
2
4
15
30
1
|
3.8
7.7
28.8
57.7
1.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.32 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK mengunjungi
klinik/tempat praktek nakes sebagai tempat pelayanan kesehatan yang sering
dikunjungi yaitu sebesar 30 KK (57,7%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.33
Distribusi
KK Berdasarkan Jarak Rumah Ke Pelkes
No
|
Jarak
Rumah Ke Pelkes
|
F
|
%
|
1.
2.
|
3-5 Km
> 5 km
|
25
27
|
48.1
51.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.33 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK memiliki jarak
rumah > 5 km ke tempat pelayanan kesehatan yaitu sebesar 27 KK (51,9%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.34
Distribusi
KK Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi
No
|
Penggunaan
Alat Kontrasepsi
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Tidak
Ya
|
25
27
|
48.1
51.9
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.34 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK menggunakan
alat kontrasepsi yaitu sebesar 27 KK (51,9%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.35
Distribusi
KK Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
No
|
Jarak
Rumah Ke Pelkes
|
F
|
%
|
1.
2.
3.
|
Tidak ada
Pil
Suntik
|
25
16
11
|
48.1
30.8
21.2
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.35 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas jenis kontrasepsi KK
tidak ada yaitu sebesar 25 KK (51,9%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.36
Distribusi
KK Berdasarkan Pernah Sakit Gigi
No
|
Pernah
Sakit Gigi
|
F
|
%
|
1.
2.
|
Tidak
Ada ( Siapa...)
|
19
33
|
36.5
63.5
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.36 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK pernah sakit
gigi yaitu sebesar 33 KK (63,5%).
Sumber : Hasil pendataan dari Mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak
Timur bulan Maret tahun 2015.
Tabel
4.37
Distribusi
KK Berdasarkan Berapa Kali
No
|
Jarak
Rumah Ke Pelkes
|
F
|
%
|
1.
2.
|
2 Kali
3 Kali
|
34
18
|
65.4
34.6
|
Jumlah
|
52
|
100
|
Analisa Data : Berdasarkan
tabel 4.37 dapat diketahui bahwa dari 52 KK (100%) mayoritas KK 2 kali sakit
gigi yaitu sebesar 34 KK (65,4%).
Sumber : Hasil pendataan dari
Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa, Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur bulan Maret tahun 2015.
C.
Pembahasan
Setelah data dianalisa dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi dapat diketahui bahwa upaya peningkatkan derajat kesehatan masyarakat
khususnya mengenai tingginya persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini
mungkin dikarenakan kurangnya faktor penguat (reinforcing factors). Hal
ini dapat diketahui dari observasi dan wawancara mahasiswa Akademi Kebidanan
Harapan Ibu Langsa kepada masyarakat di Dusun Sejati Desa Babah Krueng Kecamatan
Peureulak Timur. Menurut masyarakat, di Dusun Sejati Desa Babah Krueng jarang
ataupun kurangnya dilakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai masalah kesehatan.
Kurangnya penyuluhan tentu akan menyebabkan kurangnya informasi dan pengetahuan
masyarakat. Namun, hal ini tidak sepenuhnya dibenarkan, karena masalah
kesehatan adalah tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan
intim. Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya yaitu :
Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. Melumpuhkan sperma dan Menghalangi
pertemuan sel telur dengan sperma.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tujuan dari dilakukannya penyuluhan kesehatan adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan tersebut hanya
dapat tercapai apabila semua pihak bekerjasama saling bahu membahu demi
kepentingan bersama. Selain itu dengan dilakukannya penyuluhan kesehatan
tersebut juga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan
diharapkan dapat merubah perilaku masyarakat, dari yang tidak perduli terhadap
masalah kesehatan menjadi perduli terhadap masalah kesehatan.
B.
Saran
1)
Bagi
keluarga binaan sebaiknya menyadari bahwa peningkatan status derajat kesehatan
untuk mencapai derajat kesehatan yang setingi-tingginya adalah tanggung jawab
bersama
2)
Bagi
institusi pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan khususnya dalam memberikan pelayanan kontrasepsi
Ambarwati, 2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
BKKBN. (2014). Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan Program dan Kegiatan tahun
2005-2009. Jakarta: BKKBN.
Handayani, S. (2010).
Pelayanan Keluarga Berencana.Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Kemenkes RI. (2013). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Balitbangkes Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Mansjoer, Arif, 2009, Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaplus
Manuaba, I.B.G. (2009). Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. 2009. Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2009.
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prawirohardjo. (2008). Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Proverawati, A. (2010).
Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, Selvia, Wedhayanti.
(2012). Hubungan Antara Lama Pemakaian KB Suntik DMPA Dengan Kejadian Amenorhea
Pada Akseptor KB Suntik DMPA Di RB Kusmahati I Karanganyar. Jurnal AKBID Mitra
Husada Karanganyar.
Setyaarum, Dyah Noviawati,
2009, Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, Yogyakarta: Nuha Medika
Undang-undang Dasar Nomor 10
tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera.
Undang-undang Dasar Nomor 52
tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
PEUREULAK TIMUR
TAHUN 2015
Disusun Oleh :
KELOMPOK VIII
Ketua : Nurmala Nst
Anggota : Rosnita
Putri Permata Sari
Intan Muslimah
Risky Ulandari
Noveria Pasaribu
Dosen Pembimbing : H. Agusdin, ST, M.Kes
AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU LANGSA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada kami sehingga laporan Praktek Belajar
Lapangan dapat kami susun dan kami selesaikan. Tak lupa shalawat dan salam
kepada junjungan sekalian alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia ke zaman yang berilmu pengetahuan. Laporan Praktek Belajar Lapangan
yang diberi judul “Laporan Praktek Belajar Lapangan Di Dusun Sejati Desa Babah
Krueng Kecamatan Peureulak Timur” ini untuk melengkapi tugas dan memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Harapan
Ibu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan Praktek Belajar
Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun agar berguna sebagai perbaikan
berikutnya.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Camat Kecamatan Peureulak Timur.
2.
Kepala Puskesmas Kecamatan Peureulak Timur.
3.
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur (Dinas Kesehatan Aceh Timur).
4.
Bapak Geuchik Desa Babah Krueng Kecamatan Peureulak Timur.
5.
Bapak Kepala Dusun Sejati.
6.
i
|
7.
Seluruh Masyarakat Dusun Sejati Desa Babah Krueng
Kecamatan Peureulak Timur.
8.
Ibu Marlindawati, SKM selaku Direktur Akademi Kebidanan Harapan
Ibu Langsa.
9.
Seluruh staf, dosen-dosen Akademi Kebidanan Harapan Ibu Langsa
yang secara bersama-sama menjaga dan membimbing kami selama PBL.
10.
Ayah dan Ibu beserta keluarga yang memberi dukungan moril dan
materil serta kasih sayang kepada kami.
11.
Teman-teman seangkatan yang secara bersama-sama mengikuti dan
menyelesaikan PBL ini.
Semoga laporan Praktek Belajar Lapangan ini dapat
berguna dan bermanfaat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat
kedepannya dan semoga Allah SWT memberikan berkat dan rahmatnya kepada kita semua,
Amin
Langsa, 09 April 2015
Kelompok Dusun Sejati
ii
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ................................................................... 1
B.
Tujuan
................................................................................ 3
1.
Tujuan
Umum .............................................................. 3
2.
Tujuan
Khusus ............................................................. 3
C.
Manfaat
.............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Masalah
Kesehatan ............................................................ 4
B.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat 19
C.
Program
Perbaikan Kesehatan Masyarakat ........................ 21
BAB III METODE PELAKSANAAN
A.
Metode .............................................................................. 22
B.
Tempat
dan Waktu ............................................................ 22
C.
Sasaran
............................................................................... 22
D.
Jenis
Kegiatan Intervensi ................................................... 22
BAB IV HASIL
A.
Gambaran
........................................................................... 23
B.
Data
Hasil Kuesioner ......................................................... 23
C.
Pembahasan
....................................................................... 42
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
........................................................................ 43
B.
Saran
.................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
|
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi KK Berdasarkan Kelompok Umur ....................... 23
Tabel 4.2 Distribusi KK Berdasarkan Pendidikan .............................. 24
Tabel 4.3 Distribusi KK Berdasarkan Pekerjaan .................................. 24
Tabel 4.4 Distribusi KK Berdasarkan Pendapatan Tetap
..................... 25
Tabel 4.5 Distribusi KK Berdasarkan Pendapatan
Perbulan ................ 25
Tabel 4.6 Distribusi KK Berdasarkan Pemenuhan
Kebutuhan ............ 26
Tabel 4.7 Distribusi KK Berdasarkan Tabungan .................................. 26
Tabel 4.8 Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan
Rumah.................. 27
Tabel 4.9 Distribusi KK Berdasarkan Transportasi ............................. 27
Tabel 4.10 Distribusi KK Berdasarkan Hiburan ..................................... 28
Tabel 4.11 Distribusi KK Berdasarkan Kegiatan Sosial ......................... 28
Tabel 4.12 Distribusi KK Berdasarkan Bangunan Rumah ..................... 29
Tabel 4.13 Distribusi KK Berdasarkan Lantai Rumah ........................... 29
Tabel 4.14 Distribusi KK Berdasarkan Bangunan Rumah .................... 30
Tabel 4.15 Distribusi KK Berdasarkan Lantai Rumah ........................... 30
Tabel 4.16 Distribusi KK Berdasarkan Penerangan ............................... 31
Tabel 4.17 Distribusi KK Berdasarkan Ventilasi ................................... 31
Tabel 4.18 Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air ............................... 32
Tabel 4.19 Distribusi KK Berdasarkan Tempat BAB ............................ 32
Tabel 4.20 Distribusi KK Berdasarkan Jenis WC .................................. 33
Tabel 4.21 Distribusi KK Berdasarkan Jarak Septic
Tank ..................... 33
Tabel 4.22 Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Sampah
............... 34
Tabel 4.23 Distribusi KK Berdasarkan Warna Air ................................ 34
Tabel 4.24 Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air
Limbah .......... 35
Tabel 4.25 Distribusi KK Berdasarkan Jarak Pembuangan
Air Limbah 35
Tabel 4.26 Distribusi KK Berdasarkan Hewan Peliharaan
..................... 36
Tabel 4.27 Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang
Ternak ............. 36
iv
|
Tabel 4.29 Distribusi KK Berdasarkan Pekarangan Yang
Dimanfaatkan 37
Tabel 4.30 Distribusi KK Berdasarkan Jenis Tanaman .......................... 38
Tabel 4.31 Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat......................... 38
Tabel 4.32 Distribusi KK Berdasarkan Pelayanan
Kesehatan Yang Sering Dikunjungi 39
Tabel 4.33 Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah
Kepelayanan Kesehatan 39
Tabel 4.34 Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi... 40
Tabel 4.35 Distribusi KK Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
...................... 40
Tabel 4.36 Distribusi KK Berdasarkan Pernah Sakit
Gigi ..................... 41
Tabel 4.37 Distribusi KK Berdasarkan Berapa Kali
Sakit Gigi ............. 41