BAB I
PENDAHULUAN
Tarian
daerah merupakan salah satu harta kekayaan berharga yang dimiliki setiap daerah
di Indonesia. Tarian daerah Indonesia merupakan hasil cipta karsa dan karya
dalam sebuah budaya. Sebagai negara kepulauan yang terdiri atas berbagai
budaya, sudah tentu Indonesia memiliki ragam tarian daerah Indonesia. Tarian
daerah Indonesia yang menjadi ciri khas dari setiap daerah yang ada di
Indonesia, sekaligus sebagai identitas budaya.
Tidak
hanya karya sastra seperti puisi yang sarat akan makna, karya seni tarian
daerah Indonesia pun demikian. Tarian daerah Indonesia yang berupa gerakan yang
harmonis merupakan gabungan dari suara jiwa dan alam sekitar. Maka, tidak
jarang kita mendengar ada jenis tarian daerah Indonesia yang dianggap sakral
dan wajib diadakan untuk acara-acara adat, seperti dalam acara perkawinan dan
penyambutan tamu. Bahkan, tidak jarang pula tarian daerah indonesia menjadi
simbol dari rangkaian peristiwa bersejarah seperti tari dalam pewayangan.
Tarian
daerah Indonesia berasal dari zaman nenek moyang dulu yang ditujukan untuk mengungkapkan
isi hati melalui gerakan yang harmonis dan sistematis. Tidak jarang juga tarian
daerah Indonesia tercipta dari ritual-ritual religius yang telah dianut
turun-temurun. Pada zaman nenek moyang belum dikenal media untuk mengeluarkan
pendapat dan pikiran seperti sekarang ini, dan satu-satunya media yang
digunakan adalah tarian daerah Indonesia. Jadi, jika mereka ingin mengungkapkan
sesuatu, mereka menafsirkannya dengan cara menuangkannya dalam tarian, yang
lama kelamaan menjadi tarian daerah Indonesia.
Saat
ini tarian daerah Indonesia sudah lebih berkembang dan sudah memperlihatkan
kemajuan, baik dalam hal variasi gerakan tarian, pakaian yang dikenakan,
peralatan yang digunakan, serta filosofi yang melatarbelakangi terciptanya
sebuah tarian daerah Indonesia. Tarian daerah Indonesia yang hanya dikenal
dengan tarian tradisional, seiring perkembangan zaman memiliki warna baru,
yaitu tarian kontemporer. Tarian kontemporer ini merupakan tarian yang
memadukan tarian tradisional dengan gerakan-gerakan baru. Tarian kontemporer
ini juga menjadi sebuah tarian daerah Indonesia yang dikembangkan oleh daerah.
Tarian
daerah Indonesia sarat akan makna, yang bisa dilihat dari beberapa aspek,
seperti gerakan tarian, kostum yang dikenakan oleh para penari, serta peralatan
yang digunakan sebagai pengiring tarian daerah Indonesia. Makna yang terkandung
dalam tarian daerah Indonesia juga bisa berupa pesan verbal dan nonverbal.
Namun, secara keseluruhan, pesan yang terkandung dalam sebuah tarian daerah
Indonesia lebih banyak bersifat nonverbal. Meskipun untuk beberapa tarian
daerah Indonesia ada yang dibawakan sambil bersenandung seperti tarian daerah
Indonesia di Jawa, atau ada tarian daerah Indonesia yang disertai dengan
sorakan seperti halnya tarian daerah Indonesia dari Bali, sebagian Kalimantan
(Dayak), dan Papua, tetapi makna pesan nonverballah yang lebih banyak keluar.
Begitu
juga halnya dengan tarian yang berasal dari daerah Aceh. Aceh merupakan salah
satu wilayah di Indonesia yang memiliki Seni tari tradisional yang menarik dan
populer, hal ini menunjukkan kreativitas anak bangsa di Aceh, meskipun jauh
dari ibu kota dan merupakan salah satu wilayah paling ujung yang berbatasan
langsung dengan Negara lain. Aceh memilki kultur dan seninya yang khas,
sehingga hal ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang menjadi nilai
wisata di aceh.
Dari
berbagai budaya yang ada di aceh, seni tari merupakan salah satu budaya yang
sangat populer dari wilayah ini yang mampu mewakili eksisteni seni di
nusantara, tidak hanya itu, seni tari dari aceh sering kali dipertunjukkan di
berbagai wilayah mancanegara. Seni budaya yang dimiliki ini menjadi paket-paket
yang sangat menarik karena memperlihatkan ke khasannya tersendiri, proses
pengolahannya menuntut kemampuan estetika dan pandangan kedepan yang sesuai
dengan landasan ideal masyarakat dan tidak meyimpang dari ciri-ciri kepribadian
masyarakat aceh yang Islami dan tidak menyimpan dari spirit keislaman dan ini
terlihat jelas dalam berbagai tarian, baik sedati saman, debus, ranup lampuan
dan taraian tradisional lainnya seperti ek u glee.
BAB II
PEMBAHASAN
Tari
adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu
untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran.
Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan
memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan
sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Menurut jenisnya, tari
digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Dansa
adalah tari asal kebudayaan Barat yang dilakukan pasangan pria-wanita dengan
berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik.
Seni
tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam bentuk gerakan
yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari adalah keindahan
gerak anggota-anggota tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis.
Ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga (fisik), wirama (iringan musik),
dan wirasa (penjiwaan atau ekspresi). Gerak tari dan gerak biasa memiliki
perbedaan dalam hal kehalusan, dinamika (irama dan tempo), dan iringan.
Tari
tradisional adalah tari yang berkembang di daerah tertentu yang berpijak dan
berpedoman luas pada adaptasi kebiasaan turun-temurun dan dianut oleh
masyarakat pemilik tari tersebut. Tari tradisional dibagi menjadi dua macam,
yaitu :
1.
Tari
tradisional klasik.
Ciri-ciri tari tradisional klasik adalah sebagai berikut.
Ø Pola-pola gerak sudah ditentukan.
Ø Memiliki nilai seni yang tinggi
Ø Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan minimal yang dibutuhkan
oleh konteksnya.
Ø Tumbuh dan berkembang dari kalangan bangsawan
Ø Ukuran-ukuran keindahannya melampaui batas-batas daerah.
2.
Tari
tradisional folkasik (tari rakyat)
Ciri-ciri tari tradisiomal folkasik (tari rakyat) adalah sebagai
berikut.
Ø Pola-pola gerak sangat ditentukan dengan konteksnya, sehingga tari
rakyat biasanya memiliki tema tertentu.
Ø Bersifat sosial dan memiliki nilai seni yang sedang.
Ø Perbendaharaan geraknya terbatas sekadar cukup untuk memberikan
aksen kepada peristiwa-peristiwa adat yang khas dari suku bangsa yang
bersangkutan.
Ø Berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Ø Terbatas pada wilayah adat tertentu.
Seperti
halnya Tari “EK U GLEE” dari daerah Aceh, inti dari tarian ini menceritakan
tentang para petani yang sedang panen. Tari Ek U Glee menceritakan tentang
kehidupan dan kegiatan sehari-hari petani. Antara lain, berangkat dari rumah,
bertanam padi, hingga panen. Tari ini umumnya menggambarkan proses para petani
yang sedang bekerja mulai dari menanam, merawat, hingga memanen.
Tema
yang diambil dalam tarian Ek U Glee adalah ungkapan rasa syukur petani
(masyarakat Aceh) kepada Allah SWT atas panen yang berlimpah. Ragam gerak dalam
tarian Ek U Glee memiliki makna, seperti gerakan mencangkul. Gerakan ini
melambangkan para petani ketika sedang mengolah sawah. Selain itu ada juga
gerakan menyemai. Gerak ini melambangkan bagaimana para petani menyemai benih
padi yang akan di tanam.
Tarian
Ek U Glee termasuk dalam tari tradisional folkasik (tari rakyat). Biasanya
tarian ini dimainkan oleh sekelompok orang dan umumnya terdiri dari 5 orang,
dengan catatan dua kelompok (4 orang) menggambarkan pola-pola gerak dan satu
orang lainnya memperjelas atau mempertegas pola gerakan. Pola gerakan yang
dimainkan tetap sama oleh setiap penari.