PENGARUH
PENYULUHAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH
TERHADAP
PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA
Absah. Lampiran Kuesioner USU
Institutional Repository
Universitas Sumatra Utara Medan@2011
Kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam
rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan
dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.
Derajat
kesehatan masyarakat yang masih belum optimal menurut Kemenkes RI (2011, hal 3)
pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan genetika. Kalangan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa
determinan utama dari derajat kesehatan masyarakat tersebut, selain kondisi
lingkungan, adalah perilaku masyarakat, yang dalam hal ini kepala keluarga.
Perilaku adalah
sesuatu yang rumit. Perilaku individu menurut Kemenkes RI (2011, hal 12)
berkaitan dengan faktor-faktor pengetahuan dan sikap individu. Perilaku juga
menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma. Sistem nilai
adalah acuan tentang hal-hal yang dianggap baik dan hal-hal yang dianggap buruk.
Penyuluhan
kesehatan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2013, hal 42) merupakan
kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan
maupun secara kelompok dan meminta pertolongan. Upaya Penyuluhan adalah Semua
usaha yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip
pendidikan dalam bidang kesehatan.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan Sanitasi Lingkungan
rumah Terhadap Pengetahuan Kepala Keluarga di Desa Keumuneng Hulu Kecamatan
Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015.
Sanitasi
lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya. Sarana Pelayanan
Kesehatan menurut Dinas Kesehatan Aceh (2013, hal 51) adalah Sarana Pelayanan Kesehatan
yang effluentnya memenuhi baku mutu limbah cair, mengelola limbah padat dengan
baik, tersedia air cukup kuantitas dan kualitas, higiene sanitasi makanan dan
minuman, pengendalian vektor serta binatang pengganggu. Kebijakan Nasional
untuk Persediaan Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
memberikan kerangka kerja yang memungkinkan. Kebijakan tersebut menurut UNICEF
(2012) memanfaatkan dengan baik pengalaman yang diperoleh di bidang air bersih
dan sanitasi di Indonesia dan negara-negara lain. Kebijakan ini mengikuti
prinsip-prinsip kuat yang responsif terhadap permintaan, menggunakan pendekatan
berbasis masyarakat, dan menekankan perlunya keterlibatan perempuan serta
memfokuskan pada prinsip-prinsip operasional, pemeliharaan dan pembiayaan yang
berkesinambungan. Lingkungan rumah yang bersih, tentram dan jauh dari hal yang
dapat menimbulkan penyakit merupakan suatu lingkungan yang sangat disukai oleh
semua manusia. Kondisi lingkungan yang diciptakan untuk mencegah terjadinya
penyakit dengan usaha menjauhkan diri dari hal yang kotor. Kondisi tersebut
dinamakan dengan sanitasi.
Rumah adalah
salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal
manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah
tempat tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad modern ini
manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi
dengan peralatan yang serba modern.sejak zaman dahulu pula manusia telah
mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan
sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah
mereka dengan bahan yang ada setempat (lokal material) pula. Setelah manusia
memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan
bahan-bahan setempat tetapi kadang-kadang desainya masih mewarisi kebudayaan
generasi sebelumnya. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, menurut Dinas
Kesehatan Aceh (2013, hal 49) yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak
terbuat dari tanah. Kriteria rumah sehat yang digunakan harus memenuhi tujuh
kriteria. Kriteria tersebut menurut Kemenkes RI (2010, hal 14-16) yaitu atap
berplafon, dinding permanen (tembok/papan), jenis lantai bukan tanah, tersedia
jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni (lebih
besar atau sama dengan 8 m2) /orang). Upaya pengendalian faktor risiko
lingkungan perumahan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit, yaitu
dengan membangun rumah yang memenuhi syaratsyarat kesehatan.
Penyuluhan
Kesehatan dan Promosi Kesehatan Seiring dengan kebijakan otonomi daerah melalui
pencanangan paradigma sehat, kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM)
yang telah bertahun-tahun dilakukan Departemen Kesehatan sebagai bentuk
kegiatan Pendidikan Kesehatan, diganti dengan istilah “Promosi Kesehatan”.
Istilah penyuluhan kesehatan dan promosi kesehatan menurut Maulana (2010, hal
134) pada dasarnya memiliki arti berbeda. Filsafat dasar.promòsi kesehatan
berdasarkan pemikiran World Health Organization (WHO) adalah pemberdayaan atau
empowerment. Istilah pemberdayaan, merujuk pada pengertian sebagai suatu bentuk
kegiatan yang berkesinambungan (sustainable). Hal ini berarti bahwa perilaku
sehat sebagai hasil dari promosi kesehatan harus berlangsung terus-menerus dan
bersinambungan. Sementara pada penyuluhan kesehatan jika telah berhasil
mengubah perilaku sasaran menjadi perilaku sehat (biasanya hanya mencakup aspek
kognitif), tugas penyuluhan selesai. Penyuluhan akan diulang untuk sasaran lain
di tempat lain. Penyuluhan kesehatan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
(2013, hal 42) merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai
kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta
pertolongan. Upaya Penyuluhan adalah semua usaha yang dilakukan untuk memperbaiki
perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan.
Penyuluhan Kelompok adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran
tertentu. Penyuluhan Massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran
massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak dan
elektronik).
Skema Perencanaan
Penyuluhan Kesehatan
Sumber : Maulana (2010, hal 142)
Manusia pada
dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini,
manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan
menurut Notoatmodjo (2010, hal 10) pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta
dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung maupun
pengalaman orang lain. Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, Menurut Arikunto
(2010, hal. 344) pengukuran pengetahuan yaitu :
1.
Baik : Hasil
presentase 76%-100%.
2.
Cukup : Hasil
presentase 56% - 75%.
3.
Kurang : Hasil
presentase < 56%.
Penyuluhan tentang sanitasi lingkungan rumah sebagai sarana
kesehatan masyarakat yang akan dilakukan diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan kepala keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
sehingga ke depannya masyarakat di Desa Keumuneng Hulu Kecamatan Birem Bayeun
mengindahkan permasalahan sanitasi lingkungan rumah.
Penelitian ini dirancang untuk membandingkan kelompok yang belum
mendapatkan intervensi dan kelompok yang telah mendapatkan intervensi. Kerangka
konsepnya dapat digambarkan sebagai berikut
:
Skema Kerangka Konsep Penelitian
No
|
Variabel
|
Definisi Operasional
|
Cara Ukur
|
Alat Ukur
|
Skala Ukur
|
Hasil Ukur
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Variabel Dependen
|
1
|
Pretest
Pengetahuan kepala
Keluarga
|
Pemahaman kepala
keluarga sebelum diberikan informasi
|
Wawan cara
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
- Baik 16-20
- Cukup 12-15
- Kurang 0-11
Arikunto (2010, hal. 344)
|
|
Posttest
Pengetahuan kepala
Keluarga
|
Pemahaman kepala
keluarga sesudah diberikan informasi
|
Wawan cara
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
- Baik 16-20
- Cukup 12-15
- Kurang 0-11
- Arikunto (2010, hal. 344)
|
Pengetahuan Kepala Keluarga
Untuk mengukur pengetahuan
Kepala keluarga di Desa Keumuneng Hulu, diberikan kuesioner yang berisikan 20
pertanyaan mengenai sanitasi lingkungan rumah dengan penilaian untuk setiap jawaban benar diberi skor 1, dan untuk
jawaban salah diberi skor 0, kemudian dilakukan penghitungan maka dapat
dikategorikan dengan kriteria dibawah ini :
Baik : jika
jawaban reponden benar dengan total skor 16-20 (76-100%).
Cukup : jika
jawaban responden benar dengan total skor 12-15 (56-75%).
Kurang : jika
jawaban responden benar dengan total skor 0-11 (<56 o:p="">56>
Yang menjadi
hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh penyuluhan sanitasi lingkungan rumah
terhadap pengetahuan kepala keluarga di Desa Keumuneng Hulu Kecamatan Birem
Bayeun Kabupaten Aceh Timur tahun 2015.
Dalam
penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi- eksperimen yang
bersifat one group pretest-postest design yaitu rancangan eksperimen
dengan cara sampel diberikan kuesioner (pengukuran) sebelum dan setelah
dilakukan treatment (perlakuan) untuk mengidentifikasi pengaruh penyuluhan
sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan kepala keluarga sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi. Desain ini digambarkan
:
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
01
|
X
|
02
|
Skema 4.1 Desain Penelitian
Keterangan
:
01 : Pretest dilakukan pada masyarakat Desa
Keumuneng Hulu Kecamatan Birem Bayeun sebelum dilakukan treatment.
02 : Postest dilakukan pada masyarakat Desa
Keumuneng Hulu Kecamatan Birem Bayeun setelah dilakukan treatment.
X : Treatment (penyuluhan tentang sanitasi
lingkungan rumah)
Pengaruh treatment adalah 02-01, hasil 02 dan 01 diperbandingkan
apakah terjadi perbedaan pengetahuan kepala keluarga secara statistik antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.
Data yang telah
di peroleh dari hasil kuesioner diolah secara komputerisasi, menurut Notoatmodjo
(2010, hal 174-176) pengolahan data melalui langkah berikut :
1. Editing
Yaitu
hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih
dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner.
2. Coding
Yaitu
setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean
atau coding yakni mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
3. Entry
Yaitu
jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode
(angka/huruf) di masukkan kedalam program atau software computer.
4. Cleaning
Yaitu apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan kesalahan-kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreks
i.
Setelah dilakukan pengumpulan
data kemudian data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan
dalam bentuk tabulasi, dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah
secara statistik deskriptif yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase (%)
dari masing-masing variabel dengan memakai formulasi rumus persentase yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hal 117) sebagai berikut:
Keterangan :
P : Presentase
f : frekuensi tiap
kategori
n : jumlah sampel
Untuk
mengetahui pengaruh penyuluhan sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan
kepala keluarga dilakukan uji hipotesis dan uji statistik dengan menggunakan bantuan
aplikasi komputer yaitu program Statistik
Product Service Solution (SPSS).
Sebelum
menggunakan uji-T independent, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Menurut
Sugiyono (2010, hal 176-178) jika uji-T independent < 0,05, maka ada pengaruh
penyuluhan sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan kepala keluarga, akan
tetapi jika uji-T independent ≥ 0,05, maka tidak ada pengaruh penyuluhan
sanitasi lingkungan rumah terhadap pengetahuan kepala keluarga. Uji
kenormalan data dengan uji kolmogorov smirnov, bila p-value >
alpha (0,05) maka disimpulkan data berdistribusi normal.
Untuk memilih uji mana yang akan dipakai, dapat dilihat uji homogenitas
melalui uji levene’s. Jika uji Levene’s (Uji F) diperoleh :
1.
Sig (p-value) > alpha 0,05 berarti Varian
sama, baca uji t yang atas (Equal Varlances Assumed) lalu baca t hitung
dan signifikasinya.
a.
Jika p-value pada uji t ≤ alpha 0,05
signifikan, maka kesimpulannya ada pengaruh yang bermakna.
b.
Jika p-value pada uji t > alpha 0,05 tidak
signifikan maka kesimpulannya tidak ada pengaruh yang bermakna.
Untuk mengetahui keeratan pengaruh antara dua variabel menurut
Sugiyono (2010, hal 239) maka dilakukan uji koefisien kontingensi dengan rumus :
Keterangan
:
X2 : chi square hitung
n : jumlah
sampel
C : koefisien
kontingensi.
Berdasarkan koefisien kontingensi dapat digunakan untuk
memberikan penilaian tingkat kekuatan pengaruh dua variabel. Adapun tingkat pengaruh
variabel penelitian menurut besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
Tingkat Pengaruh Variabel Penelitian menurut
Besarnya Koefisien Korelasi
Interval
Koefisiensi
|
Tingkat
Pengaruh Variabel
|
0,00
- 0,199
0,20
- 0,399
0,40
- 0,599
0,60
- 0,799
0,80
- 1,000
|
Sangat
lemah
Lemah
Cukup
kuat
Kuat
Sangat
kuat
|
Sumber
: Sugiyono (2010, hal 231)
Data
yang telah dikumpulkan, selanjutnya dianalisis melalui distribusi frekuensi,
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. Penyajian data
dalam bentuk tabel menurut Notoatmodjo (2010, hal 188) adalah suatu penyajian
yang sistematik dari pada data numerik, yang tersusun dalam kolom atau jajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Dinas
Kesehatan Provinsi Aceh. 2013. Profil Kesehatan Aceh Tahun 2012.
Hermawati.
2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Keluarga Dalam Pengolahan
Limbah Cair Rumah Tangga Di Dusun Bottolampe Kabupaten Barru. Jurnal Kesehatan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar. Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012.
Kemenkes
RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes
RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemnekes
RI. 2010. Rumah Sehat Dalam Lingkungan Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Maulana,
Heri DJ. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo,
S. 2012. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo,
S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyono.
2010. Pedoman perencanaan Rumah Sehat. Jakarta: Direktorat Jendral PPM &
PL.
UNICEF.
2012. Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan. http://www.unicef.org
/Indonesia/id/A8__B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih.pdf. Diakses pada tanggal 1
Juni 2015 pukul 16.00 WIB.
Wawan,
A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan. Perilaku Manusia..
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wikipedia.
2014. Sanitasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi. Akses pada tanggal 25
April 2015 pukul 17.00 WIB.
Zulkarnaini.
2009. Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Keberadaan
Jentik Vektor Dengue Di Daerah Rawan Demam Berdarah Dengue Kota Dumai Tahun
2008. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Universitas Riau, Pekanbaru.
KUESIONER PENELITIAN
I.
Data Demografi
Nama (inisial) :
Tn. / Ny.
Usia : tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Jumlah Anggota Keluarga : orang
Petunjuk
Pengisian
1.
Bacalah baik-baik setiap
pertanyaan.
2.
Pilihlah salah satu jawaban
dengan memberikan tanda (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda paling benar
dan sesuai dengan keadaan anda.
II.
Pengetahuan
1.
Rumah
yang sehat adalah …..
a. Rumah yang dihuni oleh satu keluarga yang
terdiri dari orang tua dan anak
b. Rumah yang bertingkat
c. Rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah
yang baik dan kepadatan hunian rumah yang sesuai
2.
Luas
lantai bangunan untuk tiap anggota keluarga adalah…
a. 2 – 3 M2
b. 2,5 – 3 M2
c. 2 – 5 M2
3.
Berapa
seharusnya jarak antara sumur gali dengan tempat penampungan tinja (septic
tank) ?
a. 5 M
b. 5 – 10 M
c. Lebih dari 10 M
4.
Air
minum yang telah diolah (dimasak hingga mendidih), sebaiknya
a. Disimpan di dalam wadah yang tertutup dengan
kuat/rapat
b. Disimpan di kamar agar jauh dari gangguan
anak-anak
c. a dan b benar
5.
Berikut
ini merupakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kecuali
a.
Cuci tangan pakai sabun
b.
Buang Air Besar (BAB) di sungai
c.
Tidak merokok di dalam rumah
6.
Ternak
harus dibikinkan kandang dan terpisah dari rumah tinggal. Jarak minimal antara
kandang dan rumah sebaiknya….
a. 5 – 10 M
b. 10 – 20 M
c. 1 – 5 M
7.
Berikut
ini merupakan perlakuan dengan aman terhadap sampah, kecuali….
a. Membuang sampah ke sungai
b. Menimbun sampah di dalam lubang
c. Mengubah sampah menjadi kompos atau digunakan kembali (jika
memungkinkan)
8.
Bagaimana jenis
jamban yang baik ?
a.
Jamban leher
angsa dan memiliki septic tank
b.
Jamban yang
langsung dialirkan ke sungai
c.
Gali tanah
9.
Saluran
pembuangan air limbah yang baik adalah….
a.
Terbuka dan
dialirkan ke saluran umum
b.
Tertutup
(mempunyai riol dan mengalir ke saluran umum)
c.
Disalurkan ke kolam
belakang rumah
10. Bagaimana sebaiknya lokasi tempat pembuangan sampah ?
a.
Dekat dengan
sumber air minum atau sumber air lainnya yang digunakan manusia (mencuci, mandi
dan sebagainya)
b.
Tidak pada
tempat yang sering terkena banjir
c.
Harganya murah
dan mudah didapat
11. Untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar, maka
setiap rumah harus ada…
a.
Kamar mandi
b.
Ventilasi
c.
Kandang ternak
12. Apakah ada manfaat dari membuka jendela pada pagi hari ?
a.
Ada, agar
cahaya alami dari matahari bisa masuk
b.
Tidak
c.
Tidak tahu
13. Bagaimana sebaiknya langit-langit rumah ?
a.
Sebaiknya ada
dan terbuat dari asbes
b.
Sebaiknya ada,
bersih dan tidak rawan kecelakaan
c.
Tidak perlu
ada, karena sudah ada atap rumah (seng)
14. Syarat penting dari lantai rumah adalah….
a.
Menggunakan
keramik
b.
Terbuat dari
kayu
c.
Tdak
berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan
15. Seharusnya setiap rumah tangga mengkonsumsi air bersih yang dimasak
sampai mendidih, karena….
a.
Air dari PAM
b.
Air yang
dimasak sampai mendidih, sudah terbebas dari kontaminasi bakteri-bakteri
berbahaya
c.
Air yang
dimasak menggunakan kompor gas lebih baik dari air yang dimasak menggunakan
kompor minyak.
16. Tempat penampungan air bersih sebaiknya dibersihkan secara teratur,
yaitu …
a.
Tiap hari
b.
Tiap minggu
c.
Tiap bulan
17. Membuang sampah, sebaiknya di…
a.
Sungai yang
mengalir
b.
Kolam yang
tergenang
c.
Tempat
pembuangan sampah umum
18. Untuk menghindari agar ventilasi rumah tidak menjadi jalan masuknya
nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah, sebaiknya ventilasi rumah..
a.
Tertutup
b.
Dipasang kawat
nyamuk
c.
Dibuka pada
siang dan malam hari
19. Menurut Bapak/Ibu, apa akibatnya jika pembuangan sampah dilakukan
secara sembarangan ?
a.
Dapat
menimbulkan bau dan penyakit
b.
Parit tumpat
c.
Tidak tahu
20. Air yang layak diminum adalah….
a.
Air isi ulang
b.
Air yang
melalui proses pembersihan, seperti disaring
c.
Air yang sudah
melalui proses pematangan terlebih dahulu, yang dilakukan dengan cara
mendidihkan air hingga mencapai suhu 100 derajat celcius