BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anak TK merupakan individu yang sedang
mengalami/menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan. Aspek yang perlu
dikembangkan pada anak meliputi perkembangan fisik motorik, intelektual, emosi,
bahasa serta sosial.
Salah satu aspek perkembangan anak yang dapat
dikembangkan sebagai bekal kehidupan sekarang dan masa depan yang akan datang
adalah aspek perkembangan sosial. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak bisa hidup tanpa adanya interaksi dengan manusia lainnya.
Anak merupakan makhluk sosial dan memiliki
potensi sosial yang dibawanya sejak lahir. Potensi sosial yang sudah dimiliki
anak, mulai menunjukkan keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
Interaksi sosial anak pertama kali terjadi dalam lingkungan keluarga. Terutama
orang tua dan saudara. Pada tahap perkembangan usianya, anak akan berinteraksi
dengan lingkungan sosial sekolah, sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan
dapat dijadikan media untuk memfasilitasi perkembangan sosial anak yang dapat
dilihat secara langsung melalui suatu proses pembelajaran serta pemberian
pengaruh yang cukup besar bagi pembentukan perkembangan manusia dalam setiap
tahap perkembangannya.
Permasalahan yang berkaitan dengan
keterampilan sosial pada anak TK pun muncul, seperti egois, agresif dan
perilaku anti sosial, negatifisme, mengejek dan menggertak, perilaku sok kuasa,
prasangka serta antagonism jenis kelamin.
Kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya yang dalam hal ini adalah tugas untuk bersosialisasi akan
mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang sehingga sulit diterima oleh
kelompok.
Kurniati (2006 : 38) menjelaskan bahwa “tidak
semua anak memiliki keterampilan sosial sesuai dengan tuntutan kelompoknya”.
Semua permasalahan diatas menuntut para
pendidik untuk dapat membantu peserta didik, khususnya anak usia taman
kanak-kanak. Mengembangkan keterampilan sosial yang dimilikinya dengan berbagai
metode pembelajaran sehingga dapat membentuk individu yang berkualitas bagi
pendidikan selanjutnya.
Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri
Pembina Langsa Baro Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. TK Negeri Pembina Langsa
Baro ini berdiri tahun 2011. TK Negeri Pembina Langsa Baro ini mempunyai visi
dan misi sebagai berikut, yaitu :
Visi : Mewujudkan anak didik agar berperilaku baik
dan cerdas serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Misi : 1. Melaksanakan
pembiasaan-pembiasaan yang baik dalam kegiatan sehari-hari di TK.
2. Melaksanakan proses belajar mengajar secara
teratur yang dapat mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin.
STRUKTUR ORGANISASI SUSUNAN PENDIDIK
TK NEGERI PEMBINA LANGSA BARO
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Perkembangan Keterampilan Sosial
Perilaku Anak Usia Dini merupakan proses
dalam pembentukan, selain faktor genetik, lingkungan sangat berpengaruh dalam
pembentukan kepribadiannya.
Salah satu aspek perkembangan anak yang dapat
dikembangkan sebagai bekal kehidupan sekarang dan masa yang akan datang adalah
aspek perkembangan sosial, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
bisa hidup tanpa adanya interaksi dengan manusia lainnya.
Kurniati (2006:38) menjelaskan bahwa “Tidak
semua anak memiliki keterampilan sosial sesuai dengan tuntutan kelompoknya”.
*
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak prasekolah ditandai
dengan bermulanya perkembangan persahabatan. Ketika berhadapan dengan temannya,
anak akan menunjukkan sikap yang sering kali lebih sabar, lebih mudah bekerjasama,
lebih positif dan lebih sedikit menunjukkan ketidaksetujuan (Stroufe, cooper
dan De Hart, 1992 dikutip Drisscoll, 2005).
*
Aspek kompetensi sosial dapat dikembangkan
melalui kompetensi
Permainan boneka tangan meliputi ; pemecahan
masalah, pengendalian diri, empati dan kerjasama.
Kompetensi/kecakapan sosial dapat diartikan
sebagai kemampuan anak untuk turut serta dalam kelompok teman sebaya, menyukai
dan memiliki keinginan untuk diterima sebagai bagian dari suatu kelompok
bermain, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan teman sebaya melalui cara
yang saling menguntungkan dan memuaskan.
B. Pengertian
Metode Bercerita
Bercerita dalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka,
yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis.
Dalam pengguanaan metode bercerita, peran
guru mengembangkan rasa percaya diri anak, dengan cara melatih mereka mau
mengungkapkan hal yang dipikirkan atau dirasakannya. Namun, kemampuan tersebut
tidaklah akan timbul dengan sendirinya, melainkan harus melalui proses
stimulus. Salah satunya dengan cara membiasakan anak untuk mendengarkan tuturan
cerita atau kejadian yang berisi informasi atau pesan yang dapat dilakukan oleh
guru. Dari proses mendengar tersebut, anak belajar menyimak isi cerita,
kemudian kita meminta pendapat atau komentar anak terhadap cerita tersebut atau
kita juga dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar cerita tersebut. Dari
jawaban, komentar atau pendapat anak tentang cerita tersebut, kita bisa mengetahui
hal-hal yang masuk dalam ruang memori anak, juga proses berpikir yang
dialaminya.
Dalam bercerita menggunakan boneka tangan
ini, diguanakan judul “Gajah yang baik hati”. Tujuan mengangkat cerita ini
adalah untuk menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang
akan mengembangkan kemampuan moral agama, misalnya konsep benar-salah, sehingga
dapat mengembangkan kepekaan sosial emosi anak tentang hal-hal yang terjadi,
melalui tuturan cerita yang disampaikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek
Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah
anak-anak, pendidik dan pimpinan TK Negeri Pembina Langsa Baro
B. Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan interpretative
yaitu menginterprestasikan data mengenai kejadian/gejala yang diteliti
dilapangan.
C. Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan untuk mendapat informasi.
Observasi merupakan pengamatan langsung yang
dilakukan untuk mengetahui perilaku anak dalam situasi tertentu.
Observasi penelitian dilaksanakan di TK
Negeri Pembina Langsa Baro pada tanggal 14 Oktober 2014 di kelas B3.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik
pengumpulan data yang bisa digunakan untuk menggali informasi lebih lengkap
mengenai hal yang diteliti.
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan pimpinan TK untuk
memeperoleh data tentang peningkatan keterampilan sosial anak TK Negeri Pembina
Langsa Baro melalui permainan boneka tangan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik
pengumpulan data atau bukti-bukti serta penjelasan yang lebih lengkap mengenai
hal yang diteliti.
Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data
yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan-catatan yang ada hubungannya
dengan objek penelitian sebagai sumber data.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi
Data
Observasi
|
Wawancara Dengan Guru
|
Wawancara Dengan Pimpinan TK
|
Dokumentasi
|
* Pada
saat bel masuk berbunyi, anak-anak membuat barisan sambil bermain tepuk dan
menyanyikan lagu-lagu ceria. Melakukan senam dengan irama musik.
|
* TK
kami mempunyai murid lebih dari 50 dan kurang dari 100, menerima murid usia 4
sampai 6 tahun.
|
* Melalui
kegiatan bermain boneka tangan, diharapkan anak dapat meningkatkan
keterampilan sosialnya, bahasa, kreatifitasnya dan lain-lain.
|
*
Dalam program kegiatan TK Negeri Pembina
Langsa Baro memuat tentang kemandirian anak TK, mengembangkan bakat dan minat
anak sejak dini.
|
* Anak
masuk kedalam kelas dan melakukan kegiatan awal.
|
* Sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung, kami membuat perencanaan yang dituangkan
kedalam Rencana Kegiatan Harian dan mempersiapkan alat peraga.
* Pembelajaran
di TK kami menggunakan model area.
|
* Harapan
kami, perkembangan keterampilan sosial anak akan lebih meningkat melalui
permainan boneka tangan.
|
*
Dalam Rencana Kegiatan Harian, pada
kegiatan inti tercantum kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan.
|
* Kegiatan
inti
Pada waktu kegiatan inti, ada 2 sampai 3 kegiatan,
salah satunya bercerita menggunakan boneka tangan.
* Guru
menjelaskan kepada anak-anak cara memainkan boneka tangan.
* Lalu
menyuruh beberapa anak untuk memainkan boneka tangan, sambil menyebutkan nama
perananya.
* Anak-anak
tampak sangat senang saat memainkan boneka tersebut, keinginan anak yang lain
tampak ingin ikut memainkan boneka.
* Anak-anak
bisa melakukan percakapan walaupun tidak sesuai dengan alur cerita yang
dijelaskan/dicontohkan oleh guru, imajinasi semakin bertambah. Ada anak yang
tidak mampu memerankan perannya, karena tidak berani dan malu-malu, ada juga
yang berani tapi berbicara kurang lancar, permainan ini dibimbing oleh guru.
|
* Salah
satu kegiatan yang kami lakukan pada saat kegiatan inti adalah bermain peran
dengan menggunakan boneka tangan.
* Anak-anak
sangat senang memerankan perannya.
|
*
Kami berusaha menanamkan keterampilan
sosial anak sedini mungkin agar terbawa sampai dewasa nanti.
*
Kegiatan yang dilakukan bervariasi, sangat
menarik minat anak untuk mengikutinya.
|
* Foto
anak-anak dan guru pada saat melakukan kegiatan bermain boneka tangan.
* Alat
peraga berupa boneka tangan, yaitu bermacam-macam bentuk binatang.
|
* Setelah
kegiatan inti selesai, kemudian anak istirahat /makan, membaca do’a sebelum
/sesudah makan, lalu bermain dihalaman
|
* Pada
saat mau makan ditanamkan juga aklak yang baik dan membiasakan anak untuk
berdo’a sebelum makan.
|
*
Jumlah pendidik sebanyak 6 orang, dengan
jumlah kelas 3, masing-masing kelas 2 guru.
|
|
* Selesai
beristirahat dan bermain, anak masuk kelas kembali dan melakukan kegiatan
akhir.
* Bercakap-cakap
kepada anak dan menanyakan kembali tentang kegiatan yang sudah dilakukan hari
ini. Guru juga menanyakan kepada anak bagaimana tentang permainan boneka
tangan, anak-anak minta agar besok bermain kembali.
* Sebelum
pulang, anak bermain tepuk, bernyanyi, berdo’a, shalawat kemudian salam
|
* Anak
yang sulit berbicara, pada saat memainkan boneka tangan, guru membimbing
percakapannya. Sementara anak tersebut mampu menggerakkan jari-jari
tangannya.
|
|
|
B. Hasil
Analisis
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
peneliti, maka hasil yang diperoleh dalam kegiatan bercerita dengan boneka
tangan di TK Negeri Pembina Langsa Baro merupakan cara yang baik untuk
mengembangkan imajinasi serta kosa kata dalambercakap-cakap, sehingga meningkat
keterampilan sosial anak.
Wawancara yang dilakukan dengan pendidik
tentang alat peraga merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang kelancaran
proses belajar mengajar yang dilakukan.
Seperti dikemukakan oleh Piaget (1975) (dalam
Sofia Hartati 2007 : 38), dimana anak belum dapat berfikir secara abstrak,
dengan adanya benda kongkret sebagai sarana pembelajaran dapat membantu
kemampuan berfikir anak.
Hasil wawancara dengan Pimpinan TK Negeri
Pembina Langsa Baro, bahwa kegiatan bercerita dengan boneka tangan merupakan
suatu kegiatan bermain yang dapat meningkatkan keterampilan sosial anak di TK
Negeri Pembina Langsa Baro ini, selain meningkatkan perkembangan motoriknya,
juga meningkatkan kosa katanya, yang paling tampak pada anak yaitu rasa senang
dan gembiranya saat bermain.
Sesusai dengan yang dikemukakan oleh Johnson,
et.al (19969) (dalam Mayke, S. Tedjasaputra, 2001 : 25), bahwa bermain sebagai
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan.
Semua analisis ini diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi,
wawancara dengan guru/pendidik, wawancara dengan Pimpinan TK dan dokumentasi.
C. Analisis
Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan anak dalam bercerita dengan menggunakan boneka tangan, suatu kegiatan yang
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial anak di TK Negeri Pembina
Langsa Baro.
Melalui kegiatan seperti ini diharapkan
sebagai media pembelajaran untuk anak yang menyenangkan sesuai pendapat James
Sully, bermain mempunyai manfaat tertentu.
Dalam kegiatan bercerita ini mengembangkan
imajinasi, kreativitas fisik motoriknya, tanpa disadari, perkembangan
keterampilan sosialnya semakin bertambah sesuai dengan yang diharapkan oleh
pendidik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu :
1. TK Negeri Pembina Langsa Baro
mempunyai program sebelum melakukan kegiatan pembelajaran yang diutamakan pada
setiap pembelajaran pada anak adalahproses perkembangan pembelajaran anak bukan
hasil akhir.
2. Pengembangan kemampuan emosi,
imajinasi anak diantaranya dikembangkan melalui kegiatan bermain peran dengan
boneka tangan.
3. Media serta sarana yang disediakan
di TK Negeri Pembina Langsa Baro disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan minat anak.
B. Saran
1. Pada proses pengembangan berbahasa
anak, pendidik bisa memberikan kegiatan lain yang lebih bervariasi sehingga
anak lebih berfikir kreatif lagi dan kemampuan berbahasa anak, dalam
meningkatkan keterampilan sosialnya berkembang secara optimal.
2. Untuk lebih meningkatkan
keterampilan sosial anak, pada saat pembelajaran perlu dilakukan penyediaan
media dan sarana yang lebih bervariasi.
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk diajukan
memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia
Dini pada Program S1 PG PAUD di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka.
1. Nama : Tukiyah
2. NIM : 824093431
3. Tempat Penelitian : TK
Negeri Pembina Langsa Baro
4. Waktu Pelaksanaan : 14
Oktober 2014
5. Kelas Penelitian : Bercerita
Menggunakan Boneka Tangan
Langsa,
14 Oktober 2014
Tutor Peneliti
(Mulyono, SE) (Tukiyah)
NIM : 824093431
|
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Laporan Penelitian dan Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini pada TK Negeri
Pembina Langsa Baro di kelas layanan kelompok bermain.
Pada Universitas Terbuka Mata Kuliah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa S1
PG PAUD. Dengan analisis pengembangan kegiatan anak usia dini ini, mahasiswa
diharapkan mampu melakukan penelitian kelas secara sederhana dengan observasi,
wawancara dan pengumpulan dokumen serta menganalisis hasil penelitian tersebut
dengan kerangka keilmuan PAUD yang dimilikinya.
Selanjutnya peneliti menyusun Laporan
Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini untuk memenuhi tugas
kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan
di TK Negeri Pembina Langsa Baro di kelas layanan kelompok bermain.
Akhirnya laporan ini dapat tersusun berkat
bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
a. Dosen Pembimbing yang telah banyak
membantu dan membimbing peneliti sehingga Laporan Analisis ini dapat
terselesaikan.
b. Pihak Pengelola Pokjar Langsa.
c. Suami yang telah membantu baik
moril maupun materil.
d.
|
Pimpinan
TK Negeri Pembina Langsa Baro.
e. Rekan-rekan seperjuangan di
Universitas Terbuka Program S1 PG PAUD di Pokjar Langsa yang telah memberikan
dukungan, kritik dan saran sehingga terselesaikan penulisan penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun
laporan ini peneliti masih sangat jauh dari kesempurnaan dan belum sesuai
dengan yang diharapakan. Penulis berharap ada kritik dan saran yang membangun
agar tercapai kesempurnaan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.
Pengharapan penulis, semoga penelitian ini
dapat berhasil dan bermanfaat bagi kita semua, Aamiin…..
Langsa, November 2014
Peneliti
Tukiyah
NIM
: 824093431
|
LAPORAN
PENELITIAN DAN ANALISIS
DENGAN KEGIATAN BERCERITA
MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK
TK NEGERI PEMBINA LANGSA BARO
GAMPONG
GEUDUBANG ACEH KECAMATAN
LANGSA BARO
Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD
4504)
Program S1 PAUD FKIP Universitas Terbuka
Disusun Oleh :
Nama :
Tukiyah, A.Ma
N I M :
824093431
Pokjar :
Langsa
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDA ACEH
2014