Temukan

Selasa, 22 Maret 2016

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KASUS KOLESTEROL DAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi baru dan proteinuria terukur (quan tiped proteinuria) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih yang menghilang setelah melahirkan. Terdapat hipotesis mengenai penyebab hipertensi dalam kehamilan termasuk peran stres oksidatif, inflamasi, maladaptasi sirkulasi, kelainan humoral, mineral, atau metabolik (Rahajuningsih.D.S, 2008). Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyulit kehamilan dan salah satu penyebab kematian utama baik bagi ibu maupun bayinya. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas akibat hipertensi dalam kehamilan masih cukup tinggi sekitar 5 - 15 % penyulit kehamilan. Hal ini disebabkan karena persalinan di Indonesia masih banyak ditangani oleh petugas non medik dan sistem rujukan ibu hamil yang belum sempurna (Prawirohardjo, 2008). Secara tradisi diagnosis hipertensi dalam kehamilan ditegakkan bila seseorang wanita hamil menunjukkan triad : hipertensi, proteinuria, dan edema setelah kehamilan 20 minggu, akhir trimester II dan awal trimester III (Rahajuningsih.D.S, 2008). Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah jantung. Berbagai penyebab hipertensi antara lain penyakit ginjal, kelainan kelenjar adrenal, hipertensi yang diinduksi kehamilan dan juga peningkatan kadar kolesterol darah (kasim R, dkk, 2008). Peningkatan kadar kolesterol darah dapat menyebabkan hipertensi karena kolesterol yang berlebih dalam darah akan melekat pada dinding pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan arteri (Badruzzaman, hipertensi, stroke, jantung koroner, bias sembuh permanen, Peningkatan kolesterol sendiri dapat disebabkan karena mengkonsumsi terlalu banyak lemak jenuh, seperti makanan yang banyak mengandung lemak, kelebihan berat badan, tingkat aktifitas atau kekurangan gerak fisik, merokok, dan terlalu banyak asupan alkohol (wsp, artikel hipokolesterolemia. Oleh karena itu wanita hamil yang kolesterolnya tinggi dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan, keadaan ini apabila tidak dikontrol dapat membahayakan pada ibu dan bayinya, kelahiran prematur, dan juga meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. 1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Pembimbing dan CI Lapangan mengenai permasalahan ibu hamil. 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan permasalahan yang menyangkut Kolesterol pada ibu hamil. 2. Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan permasalahan yang menyangkut Hipertensi pada ibu hamil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolesterol Pada Ibu Hamil Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin seusia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Prawirohardjo, 2008). Sebagian besar lemak yang terdapat di dalam tubuh akan masuk ke dalam kategori asam lemak dan triasligliserol, gliserofosfolipid dan sfingolipid, eicosanoid, kolesterol, garam empedu, dan hormon steroid, serta vitamin larut lemak. Lemak-lemak ini memiliki fungsi dan struktur kimia yang sangat beragam. Namun, mereka memiliki satu sifat yang sama tidak larut dalam air. Asam lemak, yang disimpan sebagai triasilgliserol, berfungsi sebagai bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Gliserofosfolipid dan sfingolipid, yang mengandung asam-asam lemak ester, ditemukan di membran dan dalam lipoprotein darah di antarmuka (interface) antara komponen lemak struktur-struktur tersebut dengan air di sekelilingnya. Lemak-lemak membran ini membentuk sawar hidrofoblik di antara kompartemen-kompartemen subseluler serta antara konstituten-konstituten sel dan lingkungan ekstrasel. Asam lemak polyunsaturated yang mengandung 20 karbon membentuk eikosanoid, lipid ini mengatur banyak proses di dalam sel. Kolesterol berperan menstabilkan lapis ganda (bilayer) fosfolipid pada membran. Kolesterol berfungsi sebagai prekusor garam-garam empedu, senyawa mirip deterjen yang berfungsi dalam proses pencernaan dan penyerap lemak. kolesterol juga berfungsi sebagai prekusor hormon steroid yang memiliki banyak fungsi, termasuk mengatur metabolisme pertumbuhan dan reproduksi. Vitamin larut lemak adalah lemak yang berperan dalam aneka ragam fungsi seperti penglihatan, pertumbuhan dan diferensiasi (vitamin A), pembekuan darah (vitamin K), pencegahan kerusakan oksidatif pada sel (vitamin E), dan metabolisme kalsium (vitamin D). Triasligliserol, lemak terutama dalam makanan, terutama dicerna di dalam lumen usus. Produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasligliserol di dalam sel epitel usus, yang lalu dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai klimikron, dan disekresikan ke dalam limfe. Akhirnya kilomikron masuk ke dalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama dalam darah. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low density lipoproteins VLDL) dibentuk di hati, terutama dari karbohidrat makanan. Lipogenesis merupakan proses perubahan glukosa menjadi asam lemak yang kemudian mengalami esterifikasi ke gliserol untuk membentuk triasilgliserol yang terkemas dalam VLDL dan disekresikan ke luar hati. Triasilgliserol pada klimokron dan VLDL dicerna oleh lipoprotein lipase (LPL), suatu enzim yang melekat pada sel endotel kapiler. Asam-asam lemak yang dibebaskan kemudian diserap oleh otot dan jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan air untuk menghasilkan energi. Setelah makan, asam lemak ini diserap oleh jaringan adiposa dan disimpan sebagai triasilgliserol 2.2. Hipertensi Pada Ibu Hamil Hipertensi ialah tekanan darah diastolik paling rendah 90 mmHg atau tekanan sistolik paling rendah 140 mmHg atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih dan kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih. Pengukuran tekanan darah ini harus dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali dengan selang waktu 6 jam atau lebih. Hipertensi dalam kehamilan merupakan komplikasi kehamilan dan sebagai salah satu dari trias komplikasi, yang tetap merupakan penyebab kematian ibu. Hipertensi dalam kehamilan, malahan dianggap sebagai penyebab kematian dan morbiditas perinatal yang tinggi. Bagaimana kehamilan sendiri dapat menyebabkan atau memperberat penyakit hipertensi vaskuler (hypertensive vascular disease) dengan komplikasi-komplikasinya, masih belum diketahui dengan jelas walaupun telah puluhan tahun dilakukan penelitian yang itensif. Penyakit ini tetap merupakan salah satu masalah penting yang belum terpecahkan (R.Hariadi, 1991). Derajat beratnya hipertensi akibat kehamilan terdiri dari etologi primer dan skunder yaitu : 1. Etologi primer a. Obesitas b. Hipertensi c. Preeklampsia dan eklampsia d. Retensi natrium dan air e. Merokok f. Sensitive terhadap agiostensin g. Hiperkolesterolemia h. Emosi labil 2. Etologi skunder a. Penyakit kelenjar adrenal b. Penyakit ginjal kronik/akut c. Toksemi gravidarum (PIH) : PER, PEB d. PTIK (peningkatan tekanan intrakanial) e. Kontrasepsi (Gunawan, lany, 2001) Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001, ialah : 1. Hipertensi kronik Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan. 2. Preeklampsia-eklampsia Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuri. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan atau koma 3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria 4. Hipertensi gestasional Hipertensi gestasional (disebut juga transient hypertension) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda pre-eklampsia tetapi tanpa proteinuria. Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut: 1. Primigravida, primipaternitas 2. Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar 3. Umur yang ekstrim 4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia 5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil 6. Obesitas 2.3. SOAP Kolesterol Pada Ibu Hamil S : Ny. S umur 26 tahun datang ke Puskesmas Langsa Barat ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua (G1P0A0) dengan usia kehamilan 12 minggu. Ibu mengeluhkan pusing dan pandangan mata berkunang-kunang. O : Ibu tampak lemas K/U : Lemas Test Plano : (+) TD : 190/110 mmHg RR : 20 x/m Pols : 82 x/m Temp : 36,5 oC TB : 162 cm BB sebelum hamil : 72 kg BB sekarang : 80 kg LiLA : 30 cm HPL : 24-04-2016 HPHT : 17 Juli 2015 Usia Kehamilan : 33 minggu A : Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan belum pernah keguguran P : 1. Anjurkan ibu untuk menjaga kesehatannya dan jangan melakukan pekerjaan yang berat-berat 2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 3. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang sehat dan bergizi 4. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi SF (tablet besi) 1 x 1 5. Anjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak 2.4. SOAP Hipertensi Pada Ibu Hamil S : Ny. F umur 25 tahun datang ke Puskesmas Langsa Barat dengan keluhan sudah 5 hari ibu mengalami sakit kepala, dan terasa berat pada kepala bagian belakang. O : Ibu tampak lemas menahan sakit K/U : Baik Test Plano : (+) TD : 130/80 mmHg RR : 22 x/m Pols : 80 x/m Temp : 36 oC A : Ibu mengatakan sakit pada kepala dan terasa berat pada kepala bagian belakang. P : 1. Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi makanan yang asin 2. Anjurkan ibu untuk menjaga kesehatan 3. Anjurkan ibu untuk menjaga aktivitas jangan terlalu berat 4. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan lain. DAFTAR PUSTAKA Bararah, Vera Farah. 2011. Waspadai Bercak Darah Saat Bukan Menstruasi. Jakarta: Detik health. Bidanku. 2015. Flek Hitam, Tanda Kelahiran Semakin Dekat? diakses dari http://bidanku.com/flek-hitam-tanda-kelahiran-semakin-dekat Manuaba. 2009. Keluarga Berencana, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC. Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. Wekarsari, 2010, keputihan,https://www.repository.usu.ac.id/pdf diakses tanggal 16-3-2012.