Temukan

Selasa, 12 Juni 2012

PELVIC INFLAMATORY DISEASES ( PID ) DAN UNWANTED PREGNANCY/ABORSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Amerika Serikat, lebih dari 750.000 perempuan terkena Penyakit radang panggul (PID) setiap tahun, dan umumnya yang terkena penyakit ini adalah remaja dan ibu muda. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). PID menyebabkan lebih dari 100.000 wanita menjadi subur di AS setiap tahun. Di Indonesia, saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal. Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3 dekade terakhir berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah peningkatan jumlah Penyakit Menular Seksual (PMS) dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15% kasus penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD (spiral). 85% kasus terjadi secara spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual aktif. Menurut Undang-Undang No. 29 pasal 7 Tahun 2004, tidak dibolehkan menggugurkan kandungan ( Abortus Provokatus ). Abortus hanya dapat dibenarkan sebagai pengobatan, apabila satu-satunya jalan untuk menolong jiwa ibu dari bahaya maut atau abortus provokatus therapiuticus, seperti juga tercantum dalam Undang-undang tentang Kesehatan No.23 tahun 1992. Keputusan untuk melakukan abortus, sekurang-kurangnya 2 dokter, dan persetujuan tertulis dari isteri, suami dan keluarga terdekat, dan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau sarana kesehatan yang memadai. Di Indonesia, baik menurut pandangan agama, Undang-Undang Negara, maupun Etik Kedokteran, seorang dokter/Bidan tidak diperbolehkan untuk melakukan tindakan pengguguran kandungan (abortus provokatus). BAB II LANDASAN TEORI PELVIC INFLAMATORY DISEASES (PID) A. Definisi Pelvic Inflammatory Disease (PID) adalah suatu proses peradangan organ kelamin wanita yang terdapat di rongga panggul yaitu traktus genital terdiri dari uterus, tuba fallopi maupun sekitarnya termasuk peritonium. PID disebut juga dengan salpingitis atau endometritis. beberapa organisme penyebab PId adalah Neisseria gonorrhoeae (NG), Chlamydia trachomatis (CT), bakteri anaerob seperti Peptococcus, Peptostreptococcus, Bacterioides, dan Mycoplasma/Ureaplasma, namun NG dan CT merupakan penyebab terbanyak PID. Penegakan diagnosis menggunakan kriteria minimal baik Larry, Jhon Hare dan Stephanie yaitu nyeri gerak servik, nyeri perut bawah dan nyeri adnexal. Pemakaian masing-masing kriteria tersebut disesuaikan dengan kondisi di daerahnya dengan ketersediaan fasilitas pendukung. Prinsip terapi PID diberikan antibiotik untuk membunuh NG, CT dan baik bakteri anaerob maupun bakteri gran negatif. Pemilihan terapi berdasarkan rawat inap atau rawat jalan. PID yang tidak diobati akan menyebabkan infertilitas, abortus spontan, dan kehamilan ektopik. B. Etiologi Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi). C. Faktor Resiko Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah: 1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya 2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari 3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS 4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan 5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya D. Tanda Dan Gejala Gejala paling sering dialami adalah nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus, terjadi beberapa hari setelah menstruasi terakhir, dan diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang panggul biasanya kurang dari 7 hari. Beberapa wanita dengan penyakit ini terkadang tidak mengalami gejala sama sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih, perdarahan atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat sanggama, dan menggigil. E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat reproduksi lainnya. Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi. Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan) kecil di perut untuk melihat secara langsung organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan. F. Terapi Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi kronik. Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan. Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea atau infeksi chlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat menderita penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki gejala. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka pasangan seksual sebaiknya diperiksa dan diobati apabila memiliki PMS. G. Komplikasi Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik. H. Pencegahan Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul. Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi. I. Sikap Bidan • Konsultasi • Merujuk Servisitis akuta adalah infeksi dibawah endoserviks, seperti pada gonorhoe, post abortus atau post partum yang disebabkan streptococcus, staphylococcus dan lain-lain. Tanda-tanda servisistis akuta : • Serviks merah • Edema serviks • Mengeluarkan cairan mukopurulen Pengobatan • Pengobatan infeksi • Penyakit dapat sembuh tanpa bekas/menjadi servisitis kronika Servisitis kronika adalah infeksi menahun akibat luka-luka pada serviks karena partus/abortus yang disebabkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks dan kelenjar-kelenjarnya. Gambaran patologis dapat ditemukan : Serviks • Kelihatan normal • Pada pemeriksaan mikroskop ditemukan leukosit dalam stroma endoserviks • Pengeluaran secret agak putih-kuning Portio • Sekitar ostium eksternum tampak kemerahan • Secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah Sobekan pada serviks uteri lebih luas • Mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstroplon) • Mukosa lebih mudah kena infeksi dari vagina • Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertropi dan mengeras • Secret mukosa purulen bertambah banyak Pengobatan • Pap smear • Biopsi untuk memastikan tidak adanya Ca Therapi • Dilakukan kanterisasi radial sehingga terjadi nekrosis • Jaringan yang meradang terlepas kira-kira 2 minggu, lambat laun diganti jaringan sehat • Bila radang menahun mencapai endoserviks jauh kedalam kanalis servikalis dilakukan ronisasi dengan mengangkat sebagian besar mukosa endoserviks • Jika infeksi sangat luas dilakukan amputasi serviks Piometra adalah pengumpulan nanah di kavum uteri karena stenosis kanalis servikalis Penyebab • Ca serviks uteri • Endometritis tuberkulosa • Amputasi serviks • Akibat radiasi • Penutupan ostium uteri karena involusio uterus sesudah menopause • Pada gonorhoe, ada kecenderungan perlengketan fibria pada ostium tuba abdominalis, menyebabkan penutupan ostium Pada salpingitis GO akut, ada kecenderungan gonokokus menghilang dalam waktu kira-kira 10 hari, sehingga pembiakannya negatif. Salpingitis akut piogenik banyak ditemukan pada : • Infeksi puerperal atau pada abortus septic • Dapat juga disebabkan adanya tindakan misalkan kerokan Infeksi dapat disebabkan oleh bermacam-macam kuman : • Streptococcus (aerob dan anaerob) • Staphylococcus • Eschericia • Clostridium welchii Infeksi ini menjalar • Dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limpeke parametrium terus ke tuba • Dapat pula ke peritonium pelvic disini timbul salpingitis interstisialis akuta Salpingo Oofiritis/Adneksitis akuta Terdiri dari : • Hidro salping : terdapat penutupan ostiumtuba abdominalis • Piosalping : dalam stadium menahun merupakan kantung dengan dinding tebal yang berisi nanah • Salpingitis interstisialis kronika : dinding tuba menebal dan banyak fibrosis serta ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah-tengah jaringan otot • Kista tuba ovarial, abses tuba ovarial : bersatu dengan folikel ovarium, pada abses tuba ovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium • Abses ovarial : jarang terdapat sendiri dari stadium akut dapat memasuki stadium menahun • Salpingitis tuberkulosa : merupakan bagian penting dari tuberculosis genital Gejala-gejala : • Panas • Nyeri cukup kuat dibagian bawah sebelah kiri dan kanan • Bertambah sakit pada pekerjaan berat disertai sakit pinggang • Leukorea disebabkan oleh servisitis kronika • Haid lebih banyak dari biasa dengan siklus yang tidak teratur Therapi keadaan sub akut : • Antibiotik spektrum luas • Tidak melakukan pekerjaan yang berat • Terapi diatermi • Terapi oerasi bila ada indikasi Parametritis akuta terjadi bila kuman-kuman masuk limpe atau darah melewati batas uterus sampai ke jaringan ikat parametrium,kejadian ini muncul karena infeksi puerperal atau post abortus, juga akibat dari tindakan intra uterin Penyebab : streptococcus dan staphylococcus Gambaran klinik • Demam • Sakit perut bagian bawah sebelah kanan atau kiri • Disebelah uterus teraba tumor Terapi • Sama dengan adneksitis • Jika ditemukan abses dilakukan pembukaan tumor Peritonitis pelvika (pelvioperitonitis) sering terjadi bersamaan dengan adneksitis akuta Gejala-gejala • Demam dan mual • Leucositosis • Nyeri lebih hebat • Terdapat defencemusculaire • Gerakan uterus menyebabkan rasa nyeri • Jika ada abses di kavum Douglas, teraba tumor di belakang uterus yang menonjol ke forniks vagina posterior Terapi • Jika ada abses yaitu dengan kolpotomia posterior dan drainase UNWANTED PREGNANCY DAN ABORSI A. Definisi Unwanted preagnancy atau di kenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak mengendaki adanya proses kelahira dari suatu kehamilan .Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual/hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Ensiklopedi Indonesia mermberikan penjelasan bahwa abortus diartikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1.000 gram. Menurut Eastmen abortus adalah terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus, karena masih dalam usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Sama halnya dengan Jefflot memberikan definisi abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by llaous. Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adalah suatu kelahiran dini sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar kandungan. Pada umumnya janin yang keluar itu sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan secara yuridis abortus provokatus kriminalis adalah setiap penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup. B. Faktor-faktor Penyebab Unwanted Pregnancy Banyak faktor yang menyebabkan unwanted pregnancy,antara lain : 1. Penundaan dan peningkatan usia perkawinan, serta semakin dininya usia menstruasi pertama (menarche ) 2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan 3. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan 4. Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak) 5. Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar) 6. Kehamilan karena incest C. Pencegahan Unwanted Pregnancy Unwanted pregnancy dapat di cegah dengan beberapa langkah, yaitu : 1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah 2. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolah raga, seni dan keagamaan 3. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno. D. Akibat Unwanted Pregnancy Dan Aborsi Bagi Remaja Angka kejadian aborsi di indonesia di perkirakan mencapai 2,3 juta pertahun, sekitar 750.000 dilakukan oleh remaja. Program kesehatan reproduksi yang dikembangkan oleh pemerintah tidak hanya untuk yang sudah menikah dan tidak merujuk pada kebutuhan yang terkait dengan informasi seksualitas ,edukasi dan penyediaan pelayanan. Bermula dari hubungan seks pranikah atau seks bebas adalah terjadi kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan (aborsi).Semua tindakan tersebut membawa dampak baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi. E. Bila kehamilan diakhiri (aborsi) Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan (aborsi) bila hamil. Jika di negara maju yang melegalkan aborsi, bisa dilakukan secara aman oleh dokter atau bidan berpengalaman. Di negara kita lebih sering dilakukan dengan cara yang tidak aman bahkan tidak lazim dan oleh dukun aborsi mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis, dan sosial terutama bila dilakukan secara tidak aman. 1. Risiko fisik Perdarahan dan konflikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi.Aborsi yang berulang selain bisa mengakibatkan kompilikasi juga bisa menyebabkan kemandulan. Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa berakibat fatal yaitu kematian. 2. Risiko psikis Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut, panuk, tertekan atau setres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi itu juga sering kehilangan kepercayaan diri. 3. Risiko sosial Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena perempuan merasa tidak perawan, pernah mengalami KTD atau aborsi .Selanjutnya remaja perempuan lebih sulit menolak ajakan seksual pasanganya. Resiko lain adalah pendidikan menjadi terputus atau masa depan terganggu. 4. Risiko ekonomi Biaya aborsi cukup tinggi bila terjadi komplikasi maka biaya akan semakin tinggi. F. Penanganan kasus unwanted pregnancy (KTD) pada remaja Saat menemukan kasus unwanted pregnancy pada remaja, sebagai petugas kesehatan harus : 1. bersikap bersahabat dengan remaja 2. memberikan konseling pada remaja dan keluarganya 3. apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan kepada dokter ahli 4. memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada remaja yaitu : • diselesaikan secara kekeluargaan • segera menikah • konseling kehamilan, persalinan, dan keluarga berencana • pemeriksaan kehamilan sesuai standar • bila ada gangguan kejiwaan, rujuk kepsikiater • bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG • bila tidak terselesaikan dengan menikah anjurkan pada keluarga supaya menerima dengan baik • bila ingin melakukan aborsi berikan konseling risiko aborsi G. Jenis-Jenis Aborsi Abortus spontaneus Adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medicinalis semata-mata disebabkan oleh faktor alamiah. Rustam Mochtar dalam Muhdiono menyebutkan macam-macam aborsi spontan: 1. Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong. 2. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan plasenta 3. Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan anti pasmodica 4. Missed abortion, keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih. 5. Abortus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih. 6. Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi genital. Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia muda (satu sampai dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit antara lain: demam; panas tinggi; ginjal, TBC, Sipilis atau karena kesalahan genetik. Pada aborsi spontan tidak jarang janin keluar dalam keadaan utuh. Abortus provokatus (indoset abortion) Adalah aborsi yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat, ini terbagi menjadi dua: 1. Abortus provocatus medicinalis adalah aborsi yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan aborsi tidak diambil akan membahayakan jiwa ibu. 2. Abortus provocatus criminalis adalah aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis, sebagai contoh aborsi yang dilakukan dalam rangka melenyapkan janin sebagai akibat hubungan seksual di luar perkawinan. H. Alasan terjadinya Aborsi 1. Keluarga yang tidak siap menerima kehamilan, misal : karena tidak ber-KB atau gagal ber-KB, membatasi jumlah anak, jarak kehamilan yang terlalu pendek. 2. Keluarga yang dikarenakan memiliki ekonomi pas-pasan sehingga cenderung bersikap menolak kelahiran anak. 3. Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil di luar nikah, baik secara sengaja ataupun pada kasus perkosaan. Wanita selalu disalahkan, tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan dan disudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan melakukan aborsi. 4. Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil (meskipun punya suami) selama dalam kontrak dan kalau ketahuan hamil akan dihentikan dari pekerjaannya. 5. Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah, misal SMA, mengakibatkan kecelakaan dan membuahkan kehamilan. Karena merasa malu, dengan teman-temannya, takut kalau kesempatan belajarnya terhenti dan barangkali masa depannya pun menjadi buruk. Ditambah dengan tekanan masyarakat yang menyisihkan sehingga akhirnya ia melakukan aborsi supaya tetap eksistensi di masyarakat dan dapat melanjutkan sekolah. 6. Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Bila seorang wanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria risiko tinggi. Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang mengalaminya lebih menjurus menolak kehamilannya dan ujung-ujungnya akan melakukan aborsi. 7. Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain adanya detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan memicu seorang wanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan aborsi dengan alasan usia bayi belum sampai 3 bulan. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pelvic Inflammatory Disease (PID) adalah suatu proses peradangan organ kelamin wanita yang terdapat di rongga panggul yaitu traktus genital terdiri dari uterus, tuba fallopi maupun sekitarnya termasuk peritonium. PID disebut juga dengan salpingitis atau endometritis. beberapa organisme penyebab PId adalah Neisseria gonorrhoeae (NG), Chlamydia trachomatis (CT), bakteri anaerob seperti Peptococcus, Peptostreptococcus, Bacterioides, dan Mycoplasma/Ureaplasma, namun NG dan CT merupakan penyebab terbanyak PID. Terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Unwanted preagnancy atau di kenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak mengendaki adanya proses kelahira dari suatu kehamilan .Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual/hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Ensiklopedi Indonesia mermberikan penjelasan bahwa abortus diartikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1.000 gram. Menurut Eastmen abortus adalah terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus, karena masih dalam usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Sama halnya dengan Jefflot memberikan definisi abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by llaous. Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adalah suatu kelahiran dini sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar kandungan. Pada umumnya janin yang keluar itu sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan secara yuridis abortus provokatus kriminalis adalah setiap penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup B. Saran Untuk menghindari Penyakit-penyakit tersebut diatas, sebaiknya menjaga kesehatan dengan benar baik secara jasmaniah dengan menjaga kebersihan diri secara keseluruhan maupun rokhaniah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT DAFTAR PUSTAKA adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/penyakit-radang-panggul.pdf http://bidanshop.blogspot.com/2010/04/unwanted-pregnancy-dan-aborsi.html http://en.wikipedia.org/wiki/Pelvic_inflammatory_disease http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/24/pelvic-inflamantory-disease-pid-penyakit-radang-panggul-prp-2/ http://medicastore.com/penyakit/99/Penyakit_Radang_Panggul.html Llewellyn-Jones Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. 2001. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta; 1998 7. Varney H. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta;2000 Saefudin AB, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP. 2002 Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta:JNPKKR-POGI; 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar